Ternyata, Su/Ye tak bisa meledak. Upaya taktis, semangat pantang menyerah, dan kesabaran The Babies menghambat Su/Ye menciptakan ledakan pemungkas.
Perjalanan The Babies untuk kembali meraih gelar pun tidak mudah. Rasmus Kjaer/Frederik Sogaard memaksa mereka bermain tiga gim di babak pertama.
Usai menang rubber game, 21-11, 18-21, dan 21-19 dari pasangan Denmark itu, The Babies melewati laga sengit dua gim kontra Lee Jhe-Huei/Yang P-Hsuan dari Taiwan dengan skor akhir 21-13 dan 22-20.
Selanjutnya, keduanya melewati ujian beruntun dari wakil tuan rumah. Pasangan yang melejit dari babak kualifikasi, Tanadon Punpanich/Wachirawit Sothon dan Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren.
Tekanan ekstra dari para pendukung tuan rumah tak menciutkan nyali The Babies. Keduanya menang meyakinkan dalam dua gim untuk menyegel satu tempat di final.
Tembus ranking elite
Turnamen yang mulai dipertandingkan pada 2016 dari level Grand Prix Gold itu menyediakan total hadiah 210 ribu USD atau Rp3,169 miliar.
Sebagai juara, The Babies bisa membawa pulang 16.590 USD, setara dengan Rp247,1 juta.
Di samping itu, The Babies mendapat tambahan 7.100 poin. Angka tersebut lebih dari cukup mendongkrak ranking BWF mereka. Dari posisi 13, keduanya akan naik tiga tingkat ke jajaran 10 besar dunia.
The Babies akan menemani senior mereka, The Daddies alias Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan pemuncak ranking ganda putra saat ini, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Pemandangan ini menunjukkan bahwa rantai regenerasi ganda putra masih menjadi yang terbaik di Indonesia. Selain ketiga pasangan itu, Indonesia masih punya Bagas/Fikri, Pram/Yere, hingga The Minions.