Rasa itu bisa tercermin dalam intonasi suara dan pemilihan lagu atau musik. Keduanya harus sinkron. Misalnya, musik atau lagu dikecilkan untuk memberi porsi lebih pada suara latar (voice over).
Penting memasukan suara latar untuk memandu orang agar bisa mengikuti cerita hingga menangkap pesannya.
Bagaimana bila seseorang belum percaya diri untuk menampilkan suaranya? Atau suaranya dirasa tidak enak didengar?
 "Bisa dengan menambahkan tulisan untuk menjelaskan setiap momen penting."
Ketiga, untuk menghasilkan video singkat yang bagus jelas butuh pengorbanan. Perlu sabar dan teliti.
Semua itu diasah oleh waktu. Dengan rajin berlatih dan selalu mencoba hal-hal baru niscaya akan bertumbuh seiriang berjalannya waktu.
Mas Agung mengaku dirinya bisa sampai seperti ini karena mau belajar. Tidak malu bertanya pada orang yang lebih mahir. Selalu mengikuti akun-akun media sosial tertentu yang bisa diandalkan sebagai referensi belajar.
Perayaan tujuh tahun
Acara dikemas santai, khas pertemuan komunitas informal. Penuh canda-tawa. Diselingi kuis dan lomba membuat video pendek on the spot. Tak kalah seru obrolan ringan soal ayam bakar, bakso, es kelapa, hingga semangka dan pisang merah yang menemani kebersamaan kami.
"Makan satu buah pisang ini sama dengan makan dua buah pisang umumnya," begitu Ibu Mey memprovikasi yang membuat saya pun terpancing untuk mencoba satu. Apakah langsung bikin perut kenyang? hehee