Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Apri/Fadia Perkasa, Tersisa 5 Wakil, dan Kans "All Indonesian Semifinal" Ganda Putra Malaysia Open 2023

12 Januari 2023   21:15 Diperbarui: 13 Januari 2023   21:51 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak cerita tersaji di hari ketiga Malaysia Open 2023. Ternyata Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Jumat (12/1/2022) tidak sepenuhnya berpihak pada wakil Indonesia.

Dari 14 wakil dengan enam di antaranya ganda putra, hanya lima yang sanggup menggapai tiket perempat final turnamen berhadiah total 1,25 juta USD itu.

Salah satu harapan Indonesia yang harus gugur di babak 16 besar adalah Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Pasangan berjuluk The Minions ini sesungguhnya tengah mencari keseimbangan baru usai menjalani tahun yang sulit.

Mengawali turnamen pertama di tahun baru dengan meyakinkan, langkah keduanya pun tersandung di hadapan Liang Wei Keng/Wang Chang.

Sempat merebut gim pertama dengan mempertontonkan kebangkitan yang luar biasa, keduanya gagal menjaga momentum di set kedua. Begitu juga ketika harus memainkan gim ketiga.

Minions yang kini terlempar ke posisi 23 BWF pun takluk rubber game, 20-22, 21-12, dan 21-19. Hasil minor ini sekaligus membuat mantan penguasa ganda putra itu gagal menyamakan skor pertemuan usai kalah telak di pertemuan pertama di semifinal Indonesia Masters 2022, 17-21 dan 10-21.

Minions memang masih harus berjuang keras untuk mendapatkan kembali performa terbaik yang tengah hilang. Banyak aspek yang harus dibenahi bila ingin kembali ke puncak.

Ginting semata wayang

Hasil negatif juga diraih dua wakil tunggal putra: Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo. Jojo belum juga "move on" dari hasil buruk kala bertemu Kenta Nishimoto.

Jojo yang menempati unggulan kelima menyerah straight set, 15-21 dan 17-21. Kekalahan keempat dari lima pertemuan terakhir. Secara keseluruhan, Jojo masih memimpin 7-6 dalam skor "head to head" atas pemain berperingkat 17 dunia itu.

Hanya saja, Jojo memang harus belajar untuk membenahi strategi saat menghadapi lawan yang satu ini yang terkenal ulet dan tidak gampang menyerah. Jojo tidak bisa membiarkan Kenta selalu berada dalam posisi menyerang.

Pemain kelahiran Jakarta itu seperti kehilangan agresivitas dan tekanan. Jojo harus lebih berani menekan. Tidak kalah penting, menata kembali kepercayaan diri agar bisa menekan kesalahan sendiri ke titik maksimal.

Sementara Chico sempat memberi perlawanan ketat kepada jagoan India. Mampu memaksa pertandingan berlangsung hingga gim ketiga setelah sempat menyerah mudah di gim pembuka.

Sayangnya, pemain kelahiran Jayapura, Papua itu tak mampu menjaga fokus di poin-poin kritis. Akibatnya, lawan yang berperingkat delapan BWF itu mampu mengunci kemenangan, 9-21, 21-15, dan 16-21 sekaligus menebus kegagalannya pada pertemuan pertama, lima tahun lalu di babak 32 besar Syed Modi International Badminton Championship.

Kini sektor tunggal putra hanya tersisa Anthony Sinisuka Ginting. Unggulan enam itu menunjukkan kesabaran dan mental yang tangguh untuk meladeni Anders Antonsen dalam pertandingan yang sangat menguras tenaga dan emosi.

Memainkan laga lebih dari satu jam dengan skor akhir 21-14, 17-21, dan 21-17, Ginting pun "balas dendam" atas kekalahannya di penyisihan grup Piala Sudirman 2021 yang berakhir dengan begitu mudah, 9-21 dan 15-21.

Selain itu, Ginting yang kini bercokol di urutan keempat kian superior dengan lima kemenangan dari enam pertemuan di antara mereka.

Ginting akan menghadapi Kanta Tsuneyama dalam perebutan tiket semifinal. Seharusnya sebagai unggulan enam, pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat itu bisa melewati pemain Jepang itu.

Ditambah lagi, Ginting mampu memenangi pertemuan terakhir di babak 16 besar Olimpiade Tokyo 2020, 21-18 dan 21-14.

Hanya saja, Ginting harus tetap waspada dan wajib mengerahkan kemampuan terbaiknya. Lawannya yang berusia 26 tahun itu memiliki karakter pemain Jepang umumnya yang terkenal pekerja keras dan pantang menyerah. Apalagi skor perjumpaan mereka masih seri, 2-2.

Bila menang, Ginting yang berada di "pool" atas bersama Jojo berpeluang menghadapi "monster" asal Denmark bernama Viktor Axelsen.

Unggulan pertama itu tanpa berkeringat ke babak delapan besar usai Daren Liew melempar handuk putih sebelum laga. Kenta Nishimoto yang merupakan penjegal Jojo juga harus menggantungkan harapan pada campuran tangan Dewi Fortuna untuk melewati hadangan sang "raksasa."

Rehan/Lisa Dikandaskan Anak Didik Nova

Pil pahit juga harus ditelan Gregoria Mariska Tunjung. Tunggal putri terbaik sekaligus harapan satu-satunya di Malaysia tak bisa melanjutkan tren positif.

Pemain kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 23 tahun lalu, secara mengejutkan tumbang dari Wen Chi Hsu. Pemain ranking 23 dunia asal Taiwan mampu memaksimalkan energi Jorji yang sudah terkuras saat menumbangkan unggulan lima dari China, He Bing Jiao di babak sebelumnya.

Sempat tertinggal, 11-17 di set pertama, Jorji berusaha menipiskan ketertinggalan menjadi 16-17. Ia berusaha bangkit di set kedua. Perjuangan keras untuk melewati duel intens nan melelahkan akhirnya membuka harapan.

Sayangnya, di set penentuan, Jorji benar-benar kehabisan bensin. Jorji yang kini berada di jajaran 15 besar dunia kewalahan meladeni lawannya yang bermain begitu sabar, taktis, dan ulet. Kekalahan 18-21, 21-16, dan 18-21 menjadi akhir cerita Jorji.

Nasib serupa dialami Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati. Ganda campuran masa depan Indonesia ini sudah menampilkan performa impresif saat mengalahkan pasangan legendaris tuan rumah, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di babak 32 besar.

Kemenangan 18-21, 21-15, 21-7 sekaligus memberikan perpisahan yang pahit bagi peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 yang dikabarkan hendak gantung raket.

Kembali bertemu wakil tuan rumah, Rehan/Lisa berusaha menjaga tekad dan motivasi. Di hadapan tekanan para penonton, keduanya seharusnya bisa menghentikan perlawanan Chen Tang Jie/Toh Ee Wei.

Peringkat dunia dan pengalaman Rehan/Lisa jauh lebih unggul. Namun, lawan yang berada di posisi 147 dunia rupanya diberkati oleh Nova Widianto yang mendukung dari pinggir lapangan.

Tajuk kisah adalah pelatih lawanku adalah mantan pelatihku. Nova kini berpindah Haluan. Ia berada di pihak Chen/Toh. Sosok yang ikut mengangkat prestasi Rehan/Lisa itu rupanya paham betul di mana titik lemah dan bagaimana mengeksploitasinya.

Ya, Rehan/Lisa yang secara ranking sudah mendekati 10 besar dunia pun harus menyerah dua set, 19-21 dan 16-21.

Seperti sektor tunggal putri, ganda campuran PBSI tak lagi punya wakil. Namun, masih ada pasangan PB Djarum, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjadja yang masih menjaga muka Indonesia.

Pasangan yang meraih empat gelar tahun lalu mampu membungkam unggulan lima dari Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet, 21-17 dan 21-16.

Kemenangan di pertemuan pertama Dejan/Gloria versus pasangan ranking 26 dunia yang mengantar mereka bersua Kim Won Ho/Jeon Na Eun dari Korea Selatan. Peluang Dejan/Gloria ke babak empat besar sekaligus menebus kekalahan di semifinal Australia Open tahun lalu.

Apakah target itu mampu dipenuhi Dejan/Gloria?

Permainan Apik Apri/Fadia

Chen Qing Chen/Jia Yi Fan masih terlalu tangguh bagi Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi. Ana/Tiwi tak berkutik, menyerah 21-7 dan 21-9. Pengalaman menghadapi unggulan pertama dari China ini adalah pengalaman berharga bagi keduanya.

Sektor ganda putri masih menyisahkan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.

Pasangan fenomenal yang langsung mencuri perhatian dunia sejak debut tahun lalu menampilkan performa  gemilang saat menumbangkan pemain ranking tiga dunia dari Korea Selatan, Jeong Na Eun/Kim Hye Jeong.

Jelas tidak mudah menghadapi pasangan yang memiliki tenaga besar dan dikenal dengan permainan "textbook" yang solid.

Apri/Fadia menghadapinya dengan cara yang elegan dan indah. Penampilan apik yang memadukan kekuatan Apri dan skill Fadia. Mereka bisa menjinakkan serangan unggulan kelima.

Mereka menikmati permainan sehingga bisa mengeluarkan kemampuan terbaik, termasuk pukulan "backhand" Fadia yang istimewa itu.

Apri/Fadia menang 16-21, 21-13, dan 15-21 sekaligus mengulangi kesuksesan di pertemuan pertama di semifinal Malaysia Open 2022 yang berkesudahan 21-14 dan 22-20.

Rintangan berat pun menanti. Pemain dari negara yang sama dengan kualitas dan gaya bermain tak jauh berbeda. Unggulan tiga, Kim So Yeong/Kong Hee Yong akan menguji sejauh mana konsistensi pasangan 11 dunia untuk mendekati podium juara.

Kans "all Indonesian semifinal"

Sektor ganda campuran gagal melanjutkan dominasi. Dari enam wakil yang bertahan, hanya dua yang sanggup melaju.

Selain The Minions, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana dan Leo Rolly Carnando/Daniel Martin pun bernasib setali tiga uang.

Bagas/Fikri tak sanggup membendung laju unggulan tujuh dari India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, 19-21 dan 20-22. Sedangkan, The Babies tak menang mudah dari Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmuessen, unggulan keenam dari Denmark, 13-21 dan 9-21.

Satu wakil lainnya Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Rambitan kalah dalam "perang saudara" menghadapi senior mereka Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, 19-21 dan 17-21.

The Daddies yang menempati unggulan kelima menunjukkan semangat dan energi yang tak pernah abis. Di usia yang tak lagi muda mereka tetap bisa bermain di level atas, bahkan mampu memberi "pelajaran" kepada pasangan yang berusia jauh lebih muda.

Harapan Indonesia lainnya ada di pundak Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Pasangan yang tengah menjalani bulan madu sebagai nomor satu bisa lepas dari jurang kejutan.

Lambat panas dan kalah telak di set pertama, unggulan tiga akhirnya bisa bangkit di dua gim berikutnya. Mereka pun mampu menghentikan pasangan non-unggulan dari Jerman, Mark Lamsfuss/Marvin Seidel, 8-21, 21-19, dan 21-16 berkat strategi jitu dan semangat pantang menyerah untuk keluar dari tekanan.

Ada kans "all Indonesian semifinal." Syaratnya, The Daddies mampu menjungkalkan Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae dari Korea Selatan dan Fajar/Rian memupuskan harapan semata wayang tuan rumah, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.

Bagan menuju terciptanya
Bagan menuju terciptanya "all Indonesian semifinal" Malaysia Open 2023: tournamentsoftware.com

The Daddies menang dua kali dari tiga perjumpaan sebelumnya, termasuk di babak 32 besar Japan Open 2022, 21-15 dan 22-20. Demikian juga, FajRi masih memimpin 6-3 dalam skor pertemuan atas unggulan enam itu.

Hanya, Fajar/Rian patut ekstra waspada. Meski mereka sudah mendapat tempat tersendiri di hati insan bulu tangkis Negeri Jiran, dukungan bakal sepenuhnya berada di pihak Ong/Teo.

Di sisi lain, lawan yang berperingkat tujuh BWF itu memiliki serangan yang cepat dan pertahanan yang rapat. Buktinya, Fajar/Rian dibuat keok di pertemuan terakhir di penyisihan BWF World Tour Finals 2022 dengan skor 10-21, 21-17, dan 21-19.

 Semoga itu lebih dari cukup menjadi alarm bagi Fajar/Rian!

Jadwal perempat final Malaysia Open 2023, Jumat (13/1/2023): tournamentsoftware.com
Jadwal perempat final Malaysia Open 2023, Jumat (13/1/2023): tournamentsoftware.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun