Sebuah pujian yang mengarah pada kultus individu yang membuat Ronaldo merasa dirinya semakin berarti.
Pemain dengan jumlah gol terbanyak bagi tim nasional di dunia dan lebih banyak tampil bagi tim nasional dibanding pemain-pemain lain di Eropa, pernah memberikan kejayaan bagi negaranya dengan menjadi tokoh kunci di balik gelar Piala Eropa 2016 dan UEFA Nations League 2019.
Apakah setelah lebih dari tiga tahun berlalu, kegemilangan masa lalu itu masih rapih terjaga untuk ajang besar sekelas Piala Dunia?
Apakah kehadiran Ronaldo akan mengangkat semangat dan kualitas Portugal yang sudah dijejali para pemain bintang di setiap lini mulai dari Rui Patricio (penjaga gawang), Diogo Dalot, Joao Cancelo, dan Ruben Dias (bek), Bruno Fernandes, Bernardo Silva, hingga Vitinha (gelandang)?
Portugal yang tergabung di Grup H bersama tim-tim yang tak bisa diremehkan yakni Ghana, Korea Selatan, serta Uruguay yang memulangkan mereka di babak 16 besar edisi sebelumnya, tentu berharap bisa berbicara banyak kali ini.
Bersama Ronaldo, mereka ingin melangkah sampai jauh. Apakah harapan itu akan menjadi kenyataan?
Apa pun itu, Ronaldo telah mengisi lembaran sejarah Portugal sebagaimana diakui Tadeia, "Sebelum Cristiano, Portugal tidak pernah memenangkan gelar di sepak bola senior, jadi dia telah mengangkat standar untuk generasi mendatang dan menunjukkan kepada mereka bahwa mencapai ini bukan hanya mimpi, tetapi sesuatu yang mereka semua bisa lakukan."
Bila sampai Portugal pulang dari Qatar dengan trofi di tangan, maka akan menjadi warisan tak bernilai Ronaldo. Sekaligus membuat kepergiannya dari United dengan cara yang tidak elok kelihatan biasa saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H