Sayangnya, apa yang dikatakan Ten Hag tak sepenuhnya sesuai kenyataan. Buktinya, ia menanggapi serius serangan Ronaldo dengan tidak akan memberinya menit bermain lagi. Artinya, apa yang Ten Hag katakan sebagai kebersamaan dan soliditas sebenarnya hanya manis di bibir.
Kelihatan pihak klub sejalah dengan Ten Hag. Hal inilah yang kemudian membuat pintu keluar Ronaldo semakin terbuka lebar.
Ronaldo yang menolak masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti saat mengalahkan Tottenham Hotspur pada 19 Oktober lalu sudah langsung menuai berbagai kecaman. Namun Ten Hag coba mencari jalan keluar dengan memberinya kesempatan menjadi starter saat menghadapi Chelsea di pekan berikutnya.
Ten Hag mengatakan dirinya meletakkan kepentingan klub di atas segalanya.
"Saya harus mengambil keputusan demi kepentingan klub dan tim terutama, itu tugas saya. Tidak peduli siapa itu, usia atau reputasinya," tegas Ten Hag melansir bbc.com.
Hal itu menunjukkan nama besar Ronaldo tidak membuatnya berubah. Pemain berusia 37 tahun yang sudah memenangi lima Ballon d'Or dan dianggap sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah ada tidak bisa mendikte Ten Hag.
Dengan jeda kompetisi sudah dimulai dan mulai mengalihkan perhatian ke Timur Tengah, tampaknya setelah pesta empat tahunan itu berakhir, Ronaldo akan bersiap-siap untuk mengenakan seragam klub lain. Apalagi berakhirnya Piala Dunia 2022 menjelang dimulainya bursa transfer musim dingin.
Ronaldo bakal pergi dengan meninggalkan kesan buruk, tidak seperti yang ia lakukan pada edisi sebelumnya.
"Ronaldo tidak bisa bermain untuk Ten Hag lagi. Dia tidak bisa bermain untuk Manchester United lagi. Ini mungkin berhasil dengan baik untuk Ten Hag. Seluruh wawancara ini sama sekali tidak perlu, itu merusak warisannya," tandas mantan striker Blackburn dan Chelsea Chris Sutton kepada Monday Night Club BBC Radio 5 Live.
Dampaknya bagi Portugal
Apakah situasi di klub akan berpengaruh pada penampilan Ronaldo di Qatar nanti?