13 menit krusial
Apakah Son adalah pemain yang gampang larut apalagi hanyut dalam keterpurukan? Apakah menjadi pemain cadangan yang sangat sedikit mengisi lembaran kariernya adalah pertanda buruk baginya?
Tidak. Sekali lagi, tidak. Ketika ia masuk menggantikan Richarlison di menit ke-59, Son mulai menunjukkan bahwa berbagai prediksi itu hanyalah isapan jempol belaka.
Kita bisa melihat bagaimana Son berjuang membuktikan kapasitasnya yang sempat redup. Kita dipertontonkan versi terbaik Son yang hilang sejak awal musim.
Son menjadi pemain yang paling bersinar. Ia mencetak tiga dari enam gol kemenangan tuan rumah. Meski baru masuk di babak kedua, rapor permainannya paling tinggi dibanding yang lain. Ia pun diganjari predikat "man of the match."
Mari kita lihat bagaimana Son berkontribusi. Son menjadi bagian dari kisah kebangkitan tuan rumah yang lebih dahulu tertinggal di menit keenam, setelah tendangan penalti kedua Youri Tielemans berhasil menggetarkan gawang Hugo Lloris.
Gol ini disebabkan oleh pelanggaran Davinson Sanchez pada James Justin di area terlarang. Tielemans sempat gagal pada eksekusi pertama. Tendangannya berhasil ditepis kiper senior Prancis itu.
Beruntung, wasit Simon Hooper sependapat dengan VAR yang menilai penjaga gawang lebih dahulu bergerak sebelum Tielemans menendang. Tielemans tak membuang kesempatan pada percobaan kedua.
Spurs langsung bereaksi. Dua menit berselang, Harry Kane mengkonversi umpan silang Kulusevski dengan tandukan mematikan untuk melengkapi pundi-pundi golnya ke gawang The Foxes menjadi 20 dari 19 pertemuan.
Tuan rumah yang kalah dalam penguasaan bola justru mampu membalikkan keadaan. Eric Dier berhasil menuntaskan umpan tendangan pojok yang dilepaskan Ivan Perisic. Gol dari bola mati yang menunjukkan titik lemah tim tamu.
Leicester membuat skor kembali sama kuat jelang babak pertama usai. James Maddison melepaskan tembakan "first time" akurat dari dalam kotak penalti, meneruskan umpan silang Timothy Castagne.