Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Saya Bersyukur Pernah di Sekolah Berasrama

11 September 2022   05:54 Diperbarui: 11 September 2022   22:00 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut Seminari St.Yohanes Berkhmans Mataloko,  sekolah berasrama legendaris di Ngada, Flores, NTT: foto Emanuel Susento

Pembentukan yang menyasar berbagai unsur tersebut dilakukan dengan mengintegrasikan kurikulum dan pedoman mulai dari yang diatur oleh pemerintah atau negara hingga sejumlah tambahan.

Sekolah formal dan kehidupan asrama dipadu. Pagi hingga tengah hari, seperti jam sekolah umumnya, para siswa berada di ruang-ruang kelas. Saat-saat selanjutnya mereka menjalani kehidupan di asrama.

Para siswa menjalani hari-harinya dalam kerangka aturan yang ketat. Mulai dari bangun tidur pada pukul 04.45 WITA hingga tidur malam sekitar pukul 21.00 WITA.

Setiap waktu begitu berharga. Dalam satu putaran hari semua aspek diatur agar memberi manfaat. Kapan harus belajar, berdoa, makan, istirahat, bekerja, berolahraga, rekreasi, dan sebagainya.

Dalam kebersamaan kami menjalani setiap tahap pembentukan. Kami menenun hari-hari kami dengan banyak kisah.

Kami dibentuk dalam kesetaraan dengan fasilitas yang digunakan setiap orang tanpa membeda-bedakan status sosial dan latar belakang kultural. Semua diperlakukan sama.

Setiap orang, pun tanpa terkecuali, harus menjalani tanggung jawab dan tugas yang telah digariskan. Tidak hanya mengurus diri baik kebersihan maupun kerapihan, para siswa juga harus belajar untuk memperhatikan kebersihan lingkungan, kondisi dan kehidupan sesama, dan belajar melayani yang lain.

Memang tidak sedikit yang kemudian gagal karena tidak sanggup bertahan dengan rutinitas dan kehidupan yang ketat, disiplin yang sangat tinggi, dan tuntutan skor dalam kelima aspek itu yang tidak mudah. Bahkan, tak sedikit siswa angkat kaki dalam hitungan hari. 

Bila ada yang secara sengaja meninggalkan asrama tanpa alasan jelas bisa mendapat teguran. Siswa yang kedapatan bertindak tidak jujur seperti menyontek akan langsung dikeluarkan.

Begitu juga rapor merah pada mata pelajaran tertentu berarti harus siap-siap gulung tikar. Tidak ada istilah tahan kelas. Bila ingin terus bertahan maka harus mencapai batas nilai tertentu. 

Dari kehidupan berasrama itu saya sungguh merasakan manfaatnya. Saya belajar mandiri. Saya memperdalam kehidupan spiritual. Aspek intelektual, kinestetik, emosional, dan sosial ditempa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun