Di pertandingan final Li ditempatkan sebagai tunggal kedua, menghadapi Jojo. Di hadapan Jojo, Li jelas kalah pengalaman. Namun, pemain ini memiliki modal non-teknis. Dibanding Jojo, Li memiliki kebugaran lebih baik.
Jojo harus menguras banyak tenaga saat mengalahkan Anders Antonsen di babak semifinal. Pemain berperingkat tujuh BWF itu butuh waktu satu jam dan 40 menit untuk mengunci kemenangan tiga set, 25-23 15-21 21-16.
Jojo seperti tak meninggalkan jejak kelelahan. Ia memasuki lapangan pertandingan dengan penuh keyakinan. Dengan ketenangannya ia mampu merebut lima poin pertama, kemudian terus memimpin 11-6 dan 13-8.
Li memiliki smes yang keras. Ditambah beberapa kesalahan sendiri, Jojo memberi lima poin gratis kepada pemain 21 tahun untuk mengubah skor menjadi 13-11 dan 14-13.
Jojo coba tidak membuang kesempatan. Pemain kelahiran Jakarta ini bermain lebih sabar dalam menahan serangan Li. Alhasil, Jojo bisa merebut poin demi poin untuk kembali memperlebar jarak hingga mengunci gim pertama yang ditandai dengan kemenangan adu net.
Di gim kedua, Li bermain lebih percaya diri setelah sempat mengalami ketegangan di awal pertandingan. Pemain jangkung itu memperagakan kemampuannya dalam melancarkan serangan dengan smes-smes keras mematikan.
Li membuat Jojo harus berjuang keras setelah tertinggal jauh, 3-11. Namun, Jojo membuktikan ketangguhan mentalnya untuk mengatasi tekanan. Jojo kemudian membuat jarak menjadi tipis, 9-13.
Tertinggal lima angka, Jojo berusaha membuat selisih menjadi dua angka, 16-18. Â Dua kali "netting" tipis yang ciamik dari Jojo membuat perolehan poin menjadi 18-19. Sayangnya, smes keras menyilang plus pengembalikan kok yang tak menyebrang net, membuat Li berhasil merebut gim kedua.
Awal gim penentuan berlangsung ketat. Jojo tertinggal 2-3 lantas membalikkan keadaan menjadi 5-4. Li sadar bila ia kalah maka pertandingan final berakhir. Gelar pun melayang. Karena itu, ia berusaha menguasai situasi dan sekuat-kuatnya meladeni Jojo.
Perjuangan Li berbuah keunggulan 9-11 di interval pertama. Namun, Li harus tertatih-tatih membendung serangan Jojo. Sampai-sampai ia harus mendapat pertolongan medis.
Sementara itu, Jojo, walau tenaganya sudah banyak terkuras di laga sebelumnya, ia tetap menunjukkan ketahanan yang hebat. Daya juangnya tetap terjaga. Bisa jadi, bayang-bayang gelar yang sudah mulai terlihat memberikan suntikan energi bagi raga yang semakin terkuras.