Kelima, pemerintah menjadi payung sekaligus titik simpul kerja sama lintas sektor. Bila dana pemerintah terbatas dan perhatiannya harus dibagi dengan sektor lain, melibatkan berbagai pihak untuk ikut terlibat adalah sesuatu yang positif. Pemerintah bisa berperan sebagai pelindung sekaligus pengikat yang mempersatukan berbagai pihak.
Pensponsoran dalam berbagai bentuk seperti menjadikan cabang olahraga prestasi sebagai "anak angkat" dari BUMN tertentu misalnya. Merangkul berbagai perusahaan swasta untuk ikut mendukung industri olahraga dalam negeri melalui pola kerja sama yang jelas dan terukur.
Jangan sampai masing-masing atlet atau setiap induk organisasi cabang olahraga harus mencari jalan sendiri-sendiri untuk mempertahankan diri. Setelah menyodorkan dana yang terbatas, negara kemudian hanya menunggu di garis akhir kemenangan dengan puja-puji dan bonus besar.
Akhirnya, aspek kesejahteraan atlet adalah bagian tak terpisahkan dari bangunan besar manajemen olahraga. Desain setiap sisi akan menentukan masa depan dunia olahraga Indonesia. Bila kehidupan para atlet terjamin, pengelolaan industri olahraga secara kredibel, akuntabel dan konsekuen, maka memanen prestasi hanyalah soal waktu.
Sudah sekian lama Indonesia hanya bergantung pada bulutangkis dan angkat besi untuk berprestasi di tingkat dunia, sementara kita memiliki kekayaan demografi yang tak tertandingi. Sementara itu, "negara-negara kecil"-mengacu pada jumlah penduduk dan pendatang baru  sudah mulai tampil, bahkan perlahan-lahan menggeser peluang Indonesia di cabang olahraga andalan itu.
Jangan sampai kisah sedih Verawaty akan memperpanjang litani keterpurukan pengelolaan olahraga di tanah air. Sementara bonus besar yang diterima Greysia/Apri serta Leani Ratri tak ubahnya fatamorgana yang sifatnya sesaat dan lebih dari itu, sekadar menjadi pelipur lara semu bagi banyak atlet yang harus berjuang tertatih-tatih untuk menggapainya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI