Kembalinya Griezmann jelas membuat Atletico semakin kuat. Barca dianggap memberikan kekuatan kepada salah satu pesaing yang ingin mereka kalahkan di pentas domestik.
Griezmann memang tak nyaman berseragam Barca. Tetapi secara matematis dan taktis, membiarkannya pergi sama saja membuka peluang bagi sang rival untuk semakin digdaya.
Sementara itu Barca harus kehilangan amunisi penting itu. Memang, sebelumnya Barca sudah mendatangkan Memphis Depay. Pemain internasional Belanda itu terlihat nyaman dan bisa diandalkan. Namun, awal manis ini tak menjadi jaminan sepanjang perjalanan musim yang masih panjang dan penuh tekanan.
"Saya tidak tahu siapa yang membuat keputusan itu, tapi menurut saya itu keputusan gila," tandas Laurens.
Apakah kegilaan Barca itu terbukti? Kita lihat saja nanti. Yang pasti, dalam arah berbeda, Barca meminjam penyerang Sevilla asal Belanda, Luuk de Jong, hingga 2022.
Kehadiran Luuk tentu dalam rangka mengisi celah yang ditinggalkan Griezmann. Pemain berusia 31 tahun itu tak bisa dibilang menjadi pengganti sepadan untuk Griezmann. Ia tak selalu jadi pilihan utama. Statistik golnya pun tak terlalu mencolok: 10 gol dalam 69 penampilan bersama Sevilla, sejak diboyong dari PSV Eindhoven, 2019 silam.
Barca kini terlihat semakin Belanda! Apakah akan semakin membaik?
Saul Merapat ke Chelsea
Situasi berbeda terjadi pada Atletico. Kedatangan Griezmann jelas sebuah keuntungan. Karena itu kepergian Saul Niguez tak akan terlalu merisaukan.
Niguez pun merapat ke Chelsea. The Blues memenangi persaingan dengan sejumlah klub, salah satunya Manchester United, untuk mendapatkan pemain 26 tahun itu.
Si Biru mendapat Saul dengan status pinjaman. Untuk menggunakan jasa Saul semusim, mereka merogoh kocek 5 juta euro.