Rentetan masalah
Namun begitu, apa yang terjadi dengan Momota hari ini adalah hasil dari perjuangan panjang. Rentetan tantangan senantiasa membayanginya. Beruntung, ia berhasil melewatinya. Mungkin karena itu ia menjadi seperti Momota saat ini.
Sekadar kilas balik. Hari-hari  di pertengahan bulan Maret tahun lalu, Momota sedang dalam masa pemulihan dari operasi rongga mata yang retak. Kecelakaan mobil yang fatal usai menjuarai Malaysia Masters menjadi pukulan telak. Dalam perjalanan pulang menuju bandara, kendaraan yang ia tumpangi bertabrakan dengan sebuah truk.
Pengemudi kendaraan tewas. Beruntung, Momota dan penumpang lainnya lolos dari maut. Mereka mengalami luka ringan. Namun bagi Momota, peristiwa itu tidak berakhir begitu saja. Ia kemudian menemukan ada masalah serius pada matanya. Penglihatan ganda di lapangan latihan menunjukkan ada sesuatu yang tak beres.
"Bagi saya, melewati kecelakaan itu adalah hal yang sangat besar; pandangan hidup saya benar-benar berubah setelah itu," ungkap Momota seperti dinukil dari BBC.com (16/3/2021).
Hati nelangsa dan pikiran buruk berkecamuk. Apakah ia masih bisa bermain badminton lagi? Apakah cabang olahraga itu masih tetap menjadi masa depannya?
"Saya berhenti menerima begitu saja hal-hal sehari-hari yang dapat saya lakukan dalam hidup. Saya tidak pernah benar-benar berpikir untuk berhenti dari olahraga ini, tetapi saya benar-benar khawatir bahwa saya tidak akan dapat memainkannya lagi."
Setahun kemudian, di bulan ketiga ini, petenis nomor satu Jepang itu bisa kembali ke panggung yang pernah membuatnya berjaya. Pada 2019, Momota pertama kali menjadi juara All England. Momota memenangkan pertarungan atas Viktor Axelsen dari Denmark.
Kemenangan rubber game 21-11, 15-21, 21-15 selama 81 menit tidak hanya membawanya ke podium tertinggi. Nama Momota pun tercatat dalam lembaran sejarah bulutangkis Jepang. Ia orang Jepang pertama yang jadi juara turnamen tertua di dunia itu.
Axelsen sukses menebus kegagalan setahun sebelum itu di 2020. Ia mengambil tempat yang setahun sebelumnya hanya bisa dilihat dari dekat. Kemenangan dua game atas tunggal terbaik Taiwan, Chou Tien Chen, 21-13 dan 21-14 seperti pembalasan tuntas atas antiklimaks 2019.