Bayang-bayang kebesaran Chong Wei selalu membayanginya. Ia masih terlalu muda untuk diberikan beban seberat itu. Namun ekspektasi dan harapan publik setempat seperti tak mau tahu.
Di tiga turnamen pertama di awal tahun ini, Lee dianggap tidak maksimal. Ia tersingkir di perempat final Yonex Thailand Open. Sepekan kemudian, nasibnya justru lebih buruk. Sameer Verma memulangkahnya di babak pertama Toyota Thailand Open.
Harapan untuk menebus dua kegagalan sebelumnya di BWF World Tour Finals 2020 di pekan ketiga seperti bertepuk sebelah tangan. Alih-alih berbicara banyak, Lee tak putus dirundung kekalahan di babak penyisihan. Tiga hasil minor beruntun tak bisa menghindarkannya dari sorotan.
Tidak hanya Lee yang menjadi sasaran. Hendrawan, sang pelatih pun ketiban kritik. Bahkan, kepada Hendrawan yang berstatus pelatih kepala tunggal putra Malaysia dianggap paling bertanggung jawab. Desakan kepada Asosiasi Badminton Malaysia (BAM) untuk mendepak Hendrawan mengemuka.
Hendrawan, mantan pemain timnas Indonesia, memang memiliki tugas berat. Setelah Datuk Misbun Sidek bergeser melatih atlet junior, Hendrawan harus mengambil alih target untuk meregenerasi sektor tunggal putra Malaysia. Saat itu Chong Wei yang sempat didampinginya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda buruk.
Di pelatnas Malaysia, salah satu harapan penerus Chong Wei adalah Lee Zii Jia. Kepada Hendrawan Lee dititipkan untuk diasah. Target yang diberikan BAM pada Hendrawan tidak main-main. Ia harus mengantarkan Lee ke lima besar sebelum Olimpiade Tokyo.
Sebelum mengemban tugas berat itu, Hendrawan sudah cukup mengenal bulutangkis setempat. Sempat memperkuat tim pelatih Pelatnas PBSI, peraih medali perak Olumpiade Sydney itu kemudian hijrah ke negara tetangga pada 2010.
Seiring berjalannya waktu, juara dunia 2001 itu semakin mendapat kepercayaan. Hal ini tentu tidak lepas dari sentuhan tangan dinginnya untuk menempa dan terus mendampingi Lee Chong Wei, pemilik empat gelar All England dan tiga medali perak Olimpiade itu.
Bisa jadi karena rekam jejak positif itu, BAM lantas tidak cepat-cepat memenuhi desakan publik untuk membebastugaskan Hendrawan di awal tahun ini. BAM tahu apa yang bisa dilakukan Hendrawan terhadap Lee Zii Jia.
Mencopot Hendrawan bukan keputusan tepat, malah bisa menjadi kerugian. Ternyata, kesabaran BAM dan ketegaran Hendrawan seakan gayung bersambut. Hendrawan bersama Lee semakin dekat membungkam segala kritik dan keraguan dengan prestasi.