Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Sampai Benteng Pertahanan Itu Runtuh!

4 Oktober 2020   19:59 Diperbarui: 4 Oktober 2020   20:13 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasak tidak hanya membunuh rasa bosan anak, tetapi juga meningkatkan "bonding" orang tua dan anak/Dok. ThinkStock/MIXA next

Putu Andini memberi contoh lain. Anak usia yang lebih kecil, bisa diajarkan mencuci buah dan sayur, memilah jenis makanan, menghitung jumlah makanan atau alat makan serta mengeksplorasi nama, warna dan aroma dari berbagai jenis makanan.

Sedangkan untuk anak yang lebih besar, bisa dilibatkan untuk memotong, mencampur adonan, mengenalkan dan mencampur bahan, menentukan porsi makan dan menata peratan makan di meja.

Aktivitas ini tidak hanya membuat anak terhindar dari rasa bosan, juga mengasah perkembangan kemampuan kognitif, fisik, sosial dan emosional anak. Tidak hanya itu, aktivitas tersebut bisa meningkatkan bonding antara orang tua dan anak.

Memasak tidak hanya membunuh rasa bosan anak, tetapi juga meningkatkan
Memasak tidak hanya membunuh rasa bosan anak, tetapi juga meningkatkan "bonding" orang tua dan anak/Dok. ThinkStock/MIXA next

Kedua, orang tu perlu memperhatikan, tidak hanya kualitas tetapi juga kuantitas makanan yang dikonsumsi. Dokter Juwita memberikan rumus sederhana terkait gizi seimbang. Jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan keragaman. Sasaran adalah ketercukupan nutrisi baik makro (karbohidrat, protein, lemak), maupun mikro (vitamin dan mineral).

Ketiga, orang tua bisa mengacu pada panduan “Isi Piringku”. Agar pertumbuhan optimal, orang tua harus memastikan 12 hingga 15 persen dari porsi makanan harian merupakan sumber protein. Protein ini penting untuk membantu pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan tubuh.

Ilustrasi Isi Piringku dari Danone
Ilustrasi Isi Piringku dari Danone

Jangan sampai runtuh

Penelitian menyebutkan bahwa 95% hormon serotonin diproduksi di usus.  Tandanya, apa yang kita makan dan saluran cerna dapat mempengaruhi kesehatan psikis.

Anak perlu diberikan gizi seimbang. Suasana hati anak pun harus dijaga agar asupan gizi bisa dikonsumsi dengan baik. Jadi, baik kondisi psikis orang tua, maupun sang anak harus tetap terjaga.

Bila sampai terganggu, maka akan berdampak luas. Seperti kata Putu Andani, stres berkepanjangan yang tidak diolah akan berdampak pada perilaku makan anak di rumah. Masa depan sang anak bisa terganggu karena tumbuh kembang tak berjalan optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun