Mohon tunggu...
charla SusantiSE
charla SusantiSE Mohon Tunggu... Administrasi - Bekerja sebaga Pegawai Negeri Sipil

AnalisPertahanan Negara Ahli Muda Setditjen Pothan Kemhan

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

Pelaksanaan KTT G20 Banjir Pujian, Ini Sejarah, Tujuan dan Pro-Kontra Menyertai

23 November 2022   14:30 Diperbarui: 23 November 2022   15:00 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulih Bersama. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama beberapa waktu terakhir, berbagai media sibuk memberitakan pelaksanaan KTT G20  yang diselenggarakan di Bali. Mulai dari topik-topik penting yang diangkat, daftar pemimpin negara yang hadir, hingga sejumlah pro kontra terkait pertemuan internasional tersebut.

Tapi sebelum membahasnya satu per satu, apakah Anda tahu kepanjangan KTT G20? Bagaimana sejarah dan tujuan diselenggarakannya? Apa saja manfaatnya untuk masyarakat Indonesia? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Apa Itu KTT G20?

KTT G20 adalah singkatan dari Konferensi Tingkat Tinggi Grup 20 (Group of Twenty). Pertanyaannya sekarang, apa itu KTT dan apa itu G20? Berikut penjelasannya

1.         Pengertian KTT G20

KTT adalah singkatan dari Konferensi Tingkat Tinggi, yaitu satu jenis pertemuan tertinggi tingkat internasional yang dihadiri para pemimpin negara. Tujuannya untuk melakukan upaya negosiasi diplomatik atau meredakan ketegangan antar-negara.

Lalu, apa itu G20? Mengutip situs Kementerian Keuangan, G20 atau Group of Twenty adalah forum kerja sama ekonomi internasional yang terdiri dari 20 negara. G20 lahir sejak 1999, karena komunitas internasional kecewa terhadap kegagalan G7 dalam menemukan solusi perekonomian global saat itu.

Dalam konteks presidensi G20, KTT adalah salah satu agenda G20 yang merupakan puncak acara dari berbagai proses pertemuan G20. Jadi, KTT G20 bukan satu-satunya acara dari keseluruhan perhelatan presidensi G20. Masih ada agenda lainnya, seperti pertemuan tingkat menteri, dll.

2.         Daftar Negara Anggota G20

Siapa saja negara anggota G20? Anggotanya berasal dari negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, yaitu 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. Mereka juga representasi 80% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 75% perdagangan global, serta 60% lebih populasi bumi, yaitu:

Afrika Selatan

Amerika Serikat

Arab Saudi

Argentina

Australia

Brasil

India

Indonesia

Inggris

Italia

Jepang

Jerman

Kanada

Meksiko

Republik Korea

Rusia

Perancis

Tiongkok

Turki

Uni Eropa

Sejarah dan Tujuan Pembentukan G20

G20 terbentuk sejak 1999 atas inisiasi anggota G7, yaitu Amerika Serikat, Jerman, Kanada, Italia, Jepang, dan Inggris. Tujuannya untuk mewujudkan pertumbuhan global yang semakin kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif.

Karena itulah, jika anggota G7 hanya terdiri dari negara maju, G20 merangkul negara maju dan berkembang sekaligus. Dengan begitu, baik negara maju dan berkembang bisa bersama-sama mengatasi krisis yang melanda, terutama di wilayah Asia, Amerika Latin, dan Rusia.

Sebelum ada agenda KTT yang langsung dihadiri kepala negara, awalnya G20 hanya berupa pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Tapi sejak tahun 2008, G20 juga menghadirkan kepala negara dalam gelaran KTT tersebut.

Kemudian, di tahun 2010 juga terdapat tambahan pembahasan di sektor pembangunan. Sejak saat itu G20 terdiri dari dua jalur, yaitu Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track).  Setelah bertahun-tahun berdiri, peran G20 telah berkontribusi nyata dalam menyelesaikan banyak masalah global, di antaranya:

Penanganan krisis keuangan global pada 2008, di mana G20 mendorong reformasi finansial dan membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan.

Kebijakan pajak yang lebih tertib, di mana G20 memacu OECD mengakhiri penghindaran pajak.

Penanganan pandemi Covid-19 di dunia. Mulai dari penangguhan pembayaran utang luar negeri bagi negara berpenghasilan rendah hingga penurunan bea impor, khususnya untuk alat medis dan obat-obatan.

Kontribusi nyata terhadap isu-isu lainnya, seperti perdagangan, pembangunan, hingga persoalan iklim. Salah satu contohnya, G20 mendukung gerakan politis yang mendorong terbentuknya Paris Agreement on Climate Change di tahun 2015.

Rangkuman Pelaksanaan KTT G20 Tahun 2022 di Bali

Di tahun 2022 kali ini, Indonesia menjadi tuan rumah gelaran KTT G20 yang ke-17. Hal itu sebagaimana serah terima pada KTT tahun 2021 lalu di Roma, Italia. Berikut rangkuman penting terkait penyelenggaraan presidensi G20 di Indonesia sepanjang tahun 2022 ini.

1.         Waktu dan Tempat Pelaksanaan KTT G20

Kapan pelaksanaan G20? Presidensi G20 Indonesia telah berlangsung sejak tanggal 1 Desember 2021 hingga kuartal keempat tahun 2022. Lalu sebagai puncak acara, KTT G20 berlangsung mulai 10-17 November 2022 kemarin.

KTT G20 Indonesia 2022 dimana? Puncak acara KTT G20 berlangsung di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, pada tanggal 15-16 November 2022. Tapi sebelumnya, terdapat agenda Sherpa Meeting ke-4 yang berlokasi di InterContinental Bali Resort pada tanggal 11-14 November 2022

2.         Tema Presidensi G20 Tahun 2022

Pelaksanaan KTT G20 di Bali kemarin mengusung tema "Recover Together, Recover Stronger". Artinya, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk saling mendukung satu sama lain untuk pulih bersama, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Tema tersebut didukung oleh lima pilar, yaitu:

Pertama, dengan memperkuat lingkungan kemitraan.

Kedua, meningkatkan produktivitas

Ketiga, meningkatkan ketahanan dan stabilitas.

Keempat, memastikan pertumbuhan secara inklusif dan berkelanjutan.

Kelima, kepemimpinan kolektif secara global yang lebih kuat.

3.         Makna Logo

Presidensi G20 di Bali memiliki logo bergambar motif kawung dengan siluet gunungan berwarna merah dan tulisan G20 Indonesia berwarna biru. Desain

logo tersebut tak hanya menampilkan estetika grafis, tapi juga memiliki makna tersendiri, yaitu:

Motif kawung yang merupakan motif batik terkenal dari Yogyakarta melambangkan semangat untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk sesama.

Gambar siluet gunungan wayang melambangkan perpindahan babak, yaitu menuju pemulihan ekonomi dunia yang lebih kuat, berkelanjutan, dan inklusif.

Filosofi warna merah pada bentuk gunungan sebagai identitas Indonesia yang tertuang dalam warna bendera negara.

Filosofi warna biru pada tulisan G20 Indonesia 2022 melambangkan jati diri Indonesia sebagai salah satu negara maritim.

4.         Daftar Pemimpin Negara yang Hadir

Sesuai namanya, G20 seharusnya dihadiri 20 kepala pemerintahan dari masing-masing negara anggota G20. Akan tetapi, pada gelaran KTT G20 kemarin, ada tiga pemimpin negara yang berhalangan hadir, yaitu pemimpin Rusia, Meksiko, dan Brasil. Sementara yang hadir adalah:

Joko Widodo, presiden Indonesia  sekaligus ketua G20 tahun 2022.

Joe Biden, presiden Amerika Serikat.

Xi Jinping, presiden China.

Yoon Suk Yeol, presiden Korea Selatan.

Justin Trudeau, perdana menteri Kanada.

Rishi Sunak, perdana menteri Inggris.

Giorgia Meloni, perdana menteri Italia.

Mohammed bin Salman, putra mahkota Arab Saudi

Recep Tayyip Erdogan, presiden Turki.

Alberto Fernandez, presiden Argentina.

Anthony Albanese, perdana menteri Australia.

Narendra Modi, perdana menteri India.

Cyril Ramaphosa, presiden Afrika Selatan.

Fumio Kishida, perdana menteri Jepang.

Olaf Scholz, kanselir Jerman.

Emmanuel Macron, presiden Prancis.

Ursula von der Leyen, presiden Uni Eropa.

5.         Agenda Presidensi G20

Dalam perhelatan presidensi G20 terdapat tiga jenis pertemuan berbeda, yaitu Working Groups Ministerial & Deputies Meetings, dan KTT. Berikut masing-masing perbedaannya.

a.         Working Groups

Working groups atau kelompok kerja beranggotakan para ahli dari negara-negara G20. Kelompok kerja tersebut menangani isu-isu spesifik yang terkait dengan presidensi G20. Nantinya, dari isu-isu yang lebih luas itu, kemudian masuk ke dalam segmen kementerian, lalu akhirnya masuk KTT.

b.         Ministerial & Deputies Meetings

Acara ini merupakan pertemuan tingkat menteri atau deputi. Menteri keuangan dan gubernur bank sentral masuk dalam Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (FMCBG). Sementara para deputi masuk dalam Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD).

c.         Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

Seperti yang telah disebutkan di awal, KTT atau yang sering disebut dengan istilah "Summit" merupakan klimaks atau puncak acara pertemuan G20. KTT diisi dengan dengan rapat tingkat kepala negara/ pemerintahan, yaitu antara pemimpin negara yang telah disebutkan sebelumnya.

6.         Isu Prioritas yang Dibahas

Rangkaian pertemuan G20 membahas beberapa isu prioritas. Di sini, Indonesia sebagai tuan rumah berperan besar sebagai representasi negara berkembang untuk mengangkat isu-isu yang dialami negara berkembang. Setidaknya ada tiga isu prioritas yang dibahas dalam presidensi G20 kemarin.

a.         Arsitektur Kesehatan Global

Isu ini masih berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang terjadi secara global di berbagai negara. Kondisi ini menuntut setiap negara untuk saling bahu membahu mengatasi pandemi. Salah satunya dengan meningkatkan hubungan antar-negara, utamanya dalam mencukupi kebutuhan kesehatan.

Pemulihan global akibat terjadinya pandemi ini membutuhkan kerjasama yang solid antar-negara untuk memastikan kesetaraan dan pemerataan standar kesehatan global. Kolaborasi itu juga berguna untuk memastikan ketahanan komunitas secara global terhadap resiko pandemi di masa mendatang.

b.         Transformasi Digital dan Ekonomi

Digitalisasi ekonomi global secara cepat membutuhkan lanskap kerjasama antar negara, di mana setiap pemangku kepentingan harus mampu mengamankan kesejahteraan bersama. Tujuannya untuk mendorong bertumbuhnya tingkat perekonomian setiap negara dan dunia internasional.

c.         Transisi Energi Berkelanjutan

Persoalan energi juga menjadi salah satu prioritas utama dan mendesak, sehubungan untuk mempercepat transisi menuju lingkungan yang lebih berkelanjutan. Perlu pendekatan baru dalam menangani sumber energi yang lebih bersih untuk memastikan masa depan yang lebih baik.

7.         Hasil Kesepakatan dan Poin-Poin Penting Deklarasi

Rangkaian agenda KTT G20 di Bali menghasilkan dokumen setebal 1.186 halaman yang memuat poin-poin penting deklarasi. Di dalamnya terdapat terdapat 52 poin kesepakatan yang kemudian dikerucutkan dalam lima garis besar, yaitu:

a.         Penegakan Hukum Internasional dan Sistem Multilateral

Penegakan hukum internasional dan sistem multilateral ini bertujuan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas, serta membela tujuan dan prinsip dalam Piagam PBB. Hal ini sekaligus untuk mematuhi hukum humaniter internasional dalam melindungi warga sipil dan infrastruktur dari konflik bersenjata.

Penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Sebagai langkah solutif, diperlukan penyelesaian konflik dengan cara damai, lewat upaya-upaya diplomasi dan dialog. Di sini, ditegaskan pula posisi nasional Indonesia yang menyesalkan dengan sangat keras terjadinya perang Rusia-Ukraina.

b.         Penanganan Krisis Ekonomi melalui Kerja Sama Kebijakan Makro Internasional

Sekitar empat belas tahun lalu, para pemimpin G20 bertemu untuk pertama kalinya, tepat saat menghadapi krisis keuangan terparah. Sebagai ekonomi global yang cukup besar, perlu tanggung jawab dan kerja sama yang solid untuk memulihkan ekonomi global berikut tantangannya.

Perlu meletakkan dasar yang tepat untuk pertumbuhan ekonomi yang semakin kuat, seimbang, serta inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu, G20 ditetapkan sebagai forum utama dalam menggelar kerja sama ekonomi secara global dan berkomitmen mengatasi tantangan ekonomi global.

c.         Mengupayakan Ketahanan Pangan dan Energi

Pertemuan G20 pada tanggal 15-16 November 2022 kali ini bertepatan saat terjadinya krisis multidimensi, salah satunya diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Tantangan lainnya yaitu menyangkut perubahan iklim yang menimbulkan kemerosotan ekonomi yang mendorong peningkatan kemiskinan.

d.         Adopsi Teknologi Digital untuk Mendorong Inovasi

Pertemuan G20 juga mendorong adopsi teknologi digital yang merata untuk mendorong inovasi-inovasi terbaik untuk berbagai bidang. Salah satunya dalam hal digitalisasi ekonomi yang kini masih belum merata. Dengan begitu, langkah ini dapat mendukung pemerataan ekonomi  secara global.

e.         Komitmen Mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan

Masih berkaitan dengan poin nomor tiga, yaitu perlunya perlu upaya-upaya serius dalam mengusahakan pembangunan berkelanjutan. Tujuan utamanya agar pemulihan global dan pencapaian tujuan pembangunan cepat tercapai dan terhindar dari berbagai krisis.

Pro Kontra Pelaksanaan KTT G20 di Bali

Rangkaian acara presidensi G20 kemarin menuai pro kontra di berbagai kalangan. Banyak pihak mendukung acara tersebut, karena banyaknya manfaat yang bisa didapat. Tapi tak sedikit pula yang melayangkan kritik dan berbagai sorotan tajam.

1.         Beragam Manfaat dan Dampak Positif Pelaksanaan KTT G20

Pelaksanaan presidensi G20 di Indonesia mendatangkan banyak manfaat bagi Indonesia antara lain:

Membuktikan persepsi baik tentang Indonesia di tengah resiliensi ekonomi terhadap krisis.

Berpeluang memberi nilai tambah terhadap pemulihan Indonesia. Mulai dari aktivitas ekonomi, hingga kepercayaan masyarakat domestik dan mancanegara.

Peluang untuk mengorkestrasi agenda pembahasan dalam gelaran G20 yang berdampak positif terhadap pemulihan aktivitas ekonomi di Indonesia.

Menunjukkan bagaimana kepemimpinan Indonesia di tingkat regional dan internasional, terutama dalam pemulihan ekonomi global.

Menjadikan Indonesia sebagai salah satu fokus perhatian dunia, terutama dalam bidang ekonomi dan keuangan.

Sarana memperkenalkan pariwisata, kesenian budaya, dan berbagai produk unggulan Indonesia pada dunia, sehingga mendorong kemajuan perekonomian Indonesia.

2.         Kritik terhadap Pelaksanaan KTT G20

Terlepas dari berbagai manfaat positif yang didapatkan, perhelatan G20 juga menuai banyak kontroversi dan kritikan tajam dari sejumlah pihak. Salah satunya dari Greenpeace, organisasi lingkungan global yang meminta Presidensi G20 serius dalam mendorong transisi energi.

Greenpeace juga mendesak agar transisi energi tersebut tetap memegang teguh prinsip-prinsip keadilan dan demokrasi. Tapi pada kenyataannya, terjadi sejumlah pembatasan aksi warga sipil untuk turut mengawal kampanye perubahan iklim tersebut.

Seperti aksi aktivis Greenpeace yang dihadang kelompok masyarakat di Probolinggo saat akan menggelar kampanye perubahan iklim dengan bersepeda ke Bali. Atau penangkapan 26 mahasiswa di wilayah NTB oleh pihak kepolisian saat akan menggelar aksi mengkritisi pertemuan G20.

Tentu pembatasan-pembatasan aksi secara represif seperti itu tidak mencerminkan arti demokrasi yang sebenarnya. Padahal, sejumlah aktivis yang mengkritik pertemuan G20 juga memiliki niat baik tanpa bermaksud mengacaukan atau menggagalkan acara tersebut.

Pelaksanaan KTT G20 di Bali telah berlangsung dengan lancar, meskipun sempat terjadi beberapa kontroversi. Pertemuan sejumlah pemimpin negara itu juga menghasilkan beberapa kesepakatan penting. Mulai dari pembahasan krisis ekonomi global hingga pelaksanaan hukum internasional.

Meskipun menuai banyak pujian, penyelenggaraan KTT G20 juga tidak terlepas dari berbagai kritikan, terutama dari aktivis lingkungan. Tentu suara-suara tersebut harus mendapat kesempatan untuk didengar, demi penyelenggaraan KTT yang lebih inklusif bagi masyarakat di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun