duh, jiwa kuyu terperam layu
mengapa pilih gelap ceruk
lekuk tekuk kepundan...
Â
selalu, selalu, dan 'kan selalu seperti kau
menatap ke dasar
dalam temaram malam senandung purnama
kau sembahkan angin, korban-korban, sesaji
beribu manusia kau perintah;
adakah tuah hitam batu bumi kubur sukmaku
duh, kidung panjang sangkakala yang jauh!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!