Kontroversi dan Tanggapan Bapak Jokowi
Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo masuk dalam daftar terkorup sedunia versi lembaga nonpemerintah Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
"Ya terkorup, korup apa gitu, yang dikorupsi apa, ya dibuktikan, apa?" kata Jokowi, Selasa (31/12/24).
Lebih lanjut Jokowi mengungkapkan saat ini banyak sekali fitnah dan framing jahat.
"Ya sekarang banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti, yaitu yang terjadi sekarang kan," ungkapnya.
Dalam rilisnya, OCCRP menyebut Pemerintah yang korup ini melanggar HAM, memanipulasi pemilu, menjarah SDA, dan pada akhirnya menciptakan konflik akibat ketidakstabilan yang melekat pada diri mereka.
Via CNN & @undercover.id/
Kekeliruan atau Klarifikasi OCCRP telah Menuduh Bapak Jokowi Tokoh Terkorup Sedunia
Jakarta: Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) mengklarifikasi tudingan ke Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Organisasi itu mengaku tak punya bukti menempatkan Jokowi sebagai salah satu tokoh korup.
Hal tersebut dinilai sebagai pengingat untuk masyarakat Indonesia. Bahwa, tak semua hal yang dibeberkan pihak asing valid, sehingga seluruh pihak diminta tak mudah terprovokasi.Â
"Jangan mau diprovokasi asing melalui tangan-tangan organisasi yang terkesan independen padahal membawa kepentingan pihak tertentu," kata Ketua Umum For Bejo (For Belakang Jokowi), Sugeng Budiono, melalui keterangan tertulis, Jumat, 3 Januari 2025.Â
Ia mengingatkan agar rakyat Indonesia senantiasa menjaga muruah Presiden dan mantan Presiden Republik Indonesia. Sebab, menjadi Presiden bukan lah hal mudah. Hanya putra-putri terbaik bangsa yang mampu mengemban amanah tersebut.Â
"Perkuat persatuan dan jaga muruah bangsa dan negara termasuk muruah Presiden dan mantan Presiden," pungkas Sugeng.Â
Di sisi lain, dia melihat pengakuan OCCRP tak terlepas dari kritik tokoh-tokoh Indonesia. Salah satunya, pendiri Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi.
Menurut dia, Haidar Alwi merupakan tokoh yang pertama kali mengkritik publikasi OCCRP soal Jokowi. Dia melihat hal tersebut sebagai upaya Haidar menjaga muruah Jokowi.