Di kota inilah, Minke berkenalan dengan seorang gadis bernama Annelies. Gadis Indo, anak dari pemilik Boerderij Buitenzorg (pabrik pertanian) milik Robert Mellema dan gundiknya bernama Nyi Ontosoroh.
Annelies sendiri punya saudara kandung bernama Robert Suurhof yang begitu benci dengan Minke. Serta seorang saudara laki tiri di Belanda bernama Maurits Mellema.
Hubungan cinta antara Minke dan Annelies sejak awal rupanya tidak berjalan mulus. Penolakan terhadap Minke selalu datang dari Robert Mellema dan Robert Suuhof. Ini karena sentimen mereka terhadap status Minke yang seorang pribumi. Sentimen yang tidak liner dengan penerapan Politik Etis.
Namun cerita cinta Minke dengan Annelies -- Si Bunga Akhir Abad -- nyatanya terus berkembang hingga sampai pada ikatan perkawinan. Langkah Minke itu tidak pernah lepas dari dukungan Nyi Ontosoroh. Sehingga, di tengah ketidaksetujuan Robert Senior dan Robert Junior, bahtera perkawinan Minke dan Annelies di masa awal terhitung penuh kebahagiaan.
Pasutri mud itu diemong begitu telaten oleh Nyi Ontosoroh. Memang, dalam cerita tersebut, ibu Annelies memang menjadi tokoh protagonis yang banyak memberikan inspirasi terhadap Minke.
Dukungan Nyi Ontosoroh itu tidak semata untuk kebahagiaan Annelies yang memang jatuh hati pada Minke. Lebih dari itu, ada pengalaman pahit pula yang membuat perempuan yang di masa kecilnya dipanggil Ikem bersikap seperti begitu.
Dalam Bumi Manusia, Minke yang seorang pelajar sekolah Belanda justru banyak belajar tentang arti kehidupan pada Nyi Ontosoroh. Perempuan itu dicitrakan Pram sebagai simbol perlawanan pribumi terhadap hegemoni kaum Hindia Belanda maupun campurannya. Dukungannya kepada Minke tak sebatas restu menikahi Annelies. Namun, pada aktivitas tulis-menulis yang dilakoni Minke.
Pram sendiri dalam Bumi Manusia sempat menguraikan siapa sejatinya Nyi Ontosoroh. Perempuan yang penuh kharisma dalam pandangan Minke itu memiliki nama asli Sanikem. Dia anak Sastrotomo seorang Juru Tulis di sebuah pabrik gula di kawasan Tulangan, Sidoarjo.
Ambisi ayahnya agar bisa naik jabatan di pabrik gula membuat Sanikem dikawinpaksa dengan Robert Mellema pada usia 14 tahun. Sejak perkawinan itulah Sanikem resmi menyandang gelar Nyi. Sebuah gelar untuk perempuan pribumi yang menikah dengan seorang Belanda.
Namun, status Nyi dari sisi hukum Hindia Belanda yang berlaku saat itu membuatnya tidak punya hak apapun. Baik perwalian maupun waris. Sementara Ontosoroh itu sendiri sebuah nama yang muncul pelafalan lidah orang Melayu untuk kata Buitenzorg.
Awalnya, kehidupan Robert Mellema dengan Nyi Ontosoroh berlangsung bahagia. Bahkan, Nyi Ontosoroh yang di masa awal perkawinannya itu masih lugu begitu dimanja oleh Robert Mellema. Perlakuan bak seorang Belanda pun diterimanya.