Hal keempat adalah mendorong para promotor untuk berani menawarkan kepada para artis menjadikan konsernya eksklusif. Artinya, artis yang bersedia konser di Tanah Air tidak akan menggelar konser serupa di negara tetangga dalam waktu tertentu. Semakin luas kawasan yang dijadikan syarat eksklusivitas tentu akan membutuhkan modal lebih besar untuk menarik artis tersebut dan sekali lagi kapasitas kita untuk menggelar konser menjadi bahan pertimbangan.
Terakhir, kembali memperhatikan kondisi di Tanah Air. Masih banyak industri lain yang perlu dan dapat dikembangkan untuk kesejahteraan rakyat sehingga menaruh usaha serius dan investasi di industri konser hanya menjadi salah satu pilihan bisnis. Artis yang didatangkan juga tidak boleh bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya dan etika di Tanah Air. Yang paling penting, apakah dekatnya lokasi konser justru meningkatkan konsumsi yang tidak perlu dari masyarakat kita?
Membangun industri konser secara komprehensif tidak mudah dan membutuhkan banyak pertimbangan. Ketika potensi pendapatan oleh kedatangan wisatawan mancanegara dan uang penggemar lokal yang tetap berputar di dalam negeri itu menarik, tentu tidak setiap hari ada konser artis papan atas yang hendak digelar. Modal yang besar dan hubungannya dengan kehidupan secara luas membuat diperlukannya kalkulasi dengan matang, apakah bisnis ini benar-benar menguntungkan dan bermanfaat?
Itu artinya, para pecinta konser tidak usah banyak berharap akan peningkatan infrastrukturnya di Tanah Air. Jika ingin menonton konser dan artisnya tidak datang ke sini, siapkan dana lebih besar untuk melancong ke luar negeri. Baiknya sih, berhemat saja karena semakin hari kebutuhan hidup semakin mahal dan utamakan kebutuhan penting dulu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI