Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kopi Taman Sari Pengubah Nasib, Jatuh Bangun Romansa Cinta Tjiptadinata-Roselina

31 Oktober 2024   12:50 Diperbarui: 1 November 2024   02:21 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena tidak ingin membebani orang tua, Roselina dan Tjiptadinata pindah ke rumah kontrakan di jalan Ratulangi. Margaretha adik Roselina ikut tinggal di Ratulangi.

Dua tahun kemudian Tjipta dan Lina bersama Irmansyah pindah rumah di belakang pabrik kecap Ang Ngo Koh. Bila bulan purnama datang maka air pasang naik. Seluruh pekarangan rumah Tjipta dan Lina digenangi air.

Setahun berselang Tjiptadinata dan Roselina pindah ke kedai yang sekaligus sebagai tempat tinggal di Tanah Kongsi.

Kedai di Tanah Kongsi dulunya digunakan oleh ayahnya Tjiptadinata sebagai tempat berjualan. 

Pasar Tanah Kongsi sekarang/dokumentasi pribadi Helena Roselina 
Pasar Tanah Kongsi sekarang/dokumentasi pribadi Helena Roselina 
Tjiptadinata mengambil alih urusan sewa-menyewa kedai di pasar Tanah Kongsi dan tinggal di sana. 

Hanya ada satu ruang yang digunakan sebagai kamar tidur. Kamar mandi hanya ditutup dengan seng bekas.

Air sumur di tempat itu warnanya kuning, sehingga hanya bisa gunakan untuk mandi. Air untuk minum dan masak diambil dari sumur tetangga yang ditimba oleh Tjiptadinata setiap pagi hari. 

Tjiptadinata dan Roselina berjualan kelapa parut dan kantong plastik di Tanah Kongsi.

Roselina setiap hari jam 3 pagi datang ke stasiun kereta api di Pariaman untuk membeli kelapa.  Irmansyah yang masih berusia dua tahun turut dibawa ke Pariaman.

Kemudian kelapa dibawa ke Tanah Kongsi menggunakan becak. Sesampainya di Tanah Kongsi, kelapa diparut Tjiptadinata sesuai pesanan langganan. Hanya mendapat untung 5 rupiah setiap satu butir kelapa. Siang harinya Tjiptadinata berangkat mengajar di SMP Plus.

Foto dokumentasi pribadi Tjiptadinata Effendi bersama murid-murid SMP yang diajarnya
Foto dokumentasi pribadi Tjiptadinata Effendi bersama murid-murid SMP yang diajarnya
Kehidupan ekonomi Tjiptadinata dan Roselina tidak membaik setelah berdagang di Pasar Kongsi.  Malahan semakin terpuruk. Pada satu momen cincin pernikahan Tjiptadinata dan Roselina terpaksa terjual 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun