Mohon tunggu...
Giande HIkki
Giande HIkki Mohon Tunggu... -

seorang pengangguran yang demen nulis dan nonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buku Malas Terry (Terry and Pren Series)

9 Maret 2011   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:56 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" Kak Terry Anterin Vivi sekolah donk " Dengan mantap aku menggelengkan kepala, masalah kelar. Aku langsung menuju motor bututku dan pergi ke kampus. Di kampus agak repot lagi. Aku dikenal paling ribut, dan sekarang mendadak diam seribu bahasa tentu semua pada heran. Tapi itu tidak membuat teman - teman bertanya - tanya. Mereka justru menikmatinya

" kenapa Ter? Lagi sakit gigi? Sariawan? Kok diem aja " Tanya Andre

" Dunia terasa damai kalau kamu terus - terusan diam ter, pertahankan. " Tambah Jimmy

Semua tertawa. Dasar Sial, malah di ejek. Mereka tidak terlalu memperdulikan diriku yang tidak berbicara, malah mereka enjoy banget. Dan parahnya mereka memanfaatkan itu dengan selalu menyindir, dan mengejek aku. Sialan awas nanti ya besok akan kubalas pikirku dalam hati.

Untunglah hal itu tidak berlangsung lama, karena kuliah hari ini hanya 1 mata kuliah. Baguslah aku tidak perlu menghadapi mereka, sekarang tinggal pulang ngendon di dalam kamar sampai hari esok tiba. Aku kira masalah di kampus sudah selesai tapi ternyata...

" Terry!! " Panggil suara keras dari belakang, suara itu milik Pak Benny dosen paling killer di jurusanku. Gawat, untuk yang satu ini tidak mungkin aku hanya pakai bahasa isyarat, bisa - bisa aku dikasih tugas tambahan. Ah untunglah otaku cukup cemerlang , aku tinggal membuka mulut berlaga berbicara saja, tapi tidak mengeluarkan suara, mudah - mudahan Pak Benny tertipu.

" Terry bantu Bapak mengangkat buku - buku ini ke mobil Bapak " Aku mengangguk, dan segera mengangkat buku - buku tebal yang dibawa oleh Pak Benny.

" Untunglah kamu ada disini, buku - buku ini terlalu berat untuk aku mengangkat sendirian. Terima kasih ya" Kata Pak Benny, aku menjawab dengan tanpa suara,

" Tidak masalah Pak, yang penting nilaiku dikash A ya" Jawabku tentunya tanpa suara yang keluar dari mulutku

Seperti yang kuduga Pak Benny tampak bingung, ia melihat mulutku terbuka seperti sedang berbicara, tapi tidak ada suara yang keluar.

" Kamu bicara apa Terry? " Tanya Pak Benny Heran, kamu berdua berjalan menuju parkiran khusus dosen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun