"Ah, Ibuk. Ngagetin aja. Ya kan aku nggak nyontek Bu, nggak masalah kan?"
"Kalau pekerjaanmu sudah selesai kumpulkan saja".
Memang ujian kali ini tidak lebih baik perasaanku dengan jawaban yang aku tulis. Seperti tidak memikirkan hasilnya, aku terlalu percaya diri untuk keluar ruangan paling wahid. Meskipun juga terdengar sindiran teman-teman yang tidak terlalu menyukai tingkahku.
"Pintar banget dia udah berani keluar duluan."
Tidak terlalu buruk hasilnya. Meski aku harus rela turun satu peringkat dalam daftar mahasiswa nilai terbaiknya. Dan mungkin waktu UAS semster satu akan merelakan peringkat itu meluncur drastis.
***
"Yuk, gimana hasil ujianmu UAS ini?" Sapa Riyan saat aku menikmati renungan di halaman parkir kampus kecilku.
"Baru dateng kamu? Ya, biasa Yan. Cuma mau ngakak aja."
"Ada yang bagus kan tapi?"
"Aku mau ngakak karena kamu tanya gitu Riyan. Kan aku juga belum lihat hasilnya gimana."
"Dasar. Setres lu anak."