"Heh bukan manggil kamu kale. Kita lagi mau liat nilai hasil ulanga kemarin."
"Heheheh gitu ya. Kalian bilang yuk tak kira manggil aku. Jadi malu deh."
"Yang paling penting bukan malu tapi nilai. Cepetan ikut!."
"Diwajibkan ikut ya?"
Sepertinya mereka tidak menghiraukan pertanyaanku karena terburu-buru. Sedangkan aku masih berdiri di depan ruang kelas dengan rasa bingung. Lalu aku bertanya dengan perasaan sendiri,"memangnya nilai penting ya? Apa istimewanya juga nilai?". Belum samapai lima belas menit mereka yang tadi berhamburan mengepung mading demi melihat nilai hasil ulangan, akhirnya berjalan sedikit santai mengampiriku.
"Wah, keren. Nilai kamu diurutan nomor dua paling bagus loh," celoteh Mira dari belakangku. Aku hanya terdiam seperti tidak merasa ada yang berbicara denganku.
"Woyyy Ayuk. Kamu ini dia ajak ngomong nggak nanggepin sih."
Sambil menoleh aku menampakkan wajah kebodohannya. "Oh, manggil aku ya Mir. Aku kira mau ngajak liat hasil nilai lagi. Kamu nggak bedain sih bilang yuk manggil aku sama yuk ngajakin orang."
"Dasar. Susah ya ngomong sama orang oneng."
"Apa oneng Mir?"
"Orang aneh lola benteng."