Om Li dan Gofan, berjalan menuju rumah Pak Randi. Membawa makanan, dan beberapa sembako. Rumahnya terlihat singup. Jendela selalu tertutup, pintu diketuk tak lantas dibuka, halaman rumah yang kumuh, tapi tiang bendera dan benderanya tak pernah turun sedikit pun.
"Pak Randi ini saya Li. Tolong dibukakan pak."
Pintu tak juga ditemui tapi jendela kayunya yang dibuka.
"Ada apa Pak? Kalau ada perlu lewat sini saja." Kepalanya terdongok sedikit keluar.
"Maaf Pak, kami hanya ingin memberikan sedikit makanan. Tadi istri saya masak untuk perayaan dan masih ada yang bisa kami berikan untuk Pak Randi."
"Ya, terima kasih. Taruh saja di luar. Tidak usah masuk rumah. Nanti ndak ikut bau amis."
Om Li dan Godan meletakkan pemberiannya di dipan depan rumah Pak Randi. Mereka lalu pulang dan benar-benar tidak pernah masuk rumah Pak randi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H