Mohon tunggu...
Cerita_Esa
Cerita_Esa Mohon Tunggu... Guru - Menulis dan membaca tidak membuatmu kaya sekejap, tapi yakini dapat membuat hidupmu beradap

@Cerita_esa karena setiap jengkal adalah langkah, dan setiap langkah memiliki sejarah, maka ceritakanlah selama itu memberi manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pak Randi "Dibaui" Amis

15 Januari 2021   09:44 Diperbarui: 15 Januari 2021   19:40 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Om Li dan Gofan, berjalan menuju rumah Pak Randi. Membawa makanan, dan beberapa sembako. Rumahnya terlihat singup. Jendela selalu tertutup, pintu diketuk tak lantas dibuka, halaman rumah yang kumuh, tapi tiang bendera dan benderanya tak pernah turun sedikit pun.

"Pak Randi ini saya Li. Tolong dibukakan pak."

Pintu tak juga ditemui tapi jendela kayunya yang dibuka.

"Ada apa Pak? Kalau ada perlu lewat sini saja." Kepalanya terdongok sedikit keluar.

"Maaf Pak, kami hanya ingin memberikan sedikit makanan. Tadi istri saya masak untuk perayaan dan masih ada yang bisa kami berikan untuk Pak Randi."

"Ya, terima kasih. Taruh saja di luar. Tidak usah masuk rumah. Nanti ndak ikut bau amis."

Om Li dan Godan meletakkan pemberiannya di dipan depan rumah Pak Randi. Mereka lalu pulang dan benar-benar tidak pernah masuk rumah Pak randi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun