"baiklah Mas, Nisa duluan ke kamar ya" Nisa segera beranjak dari kursi.
Khalid mengamatinya di kursi makannya, mencoba menerka - nerka apa yang sedang dipikirkan istrinya.
Tak berselang lama masuklah khalid ke kamar, dilihatnya Nisa sudah tertidur pulas. Ia kemudian membersihkan diri beberapa saat lalu menyalakan PC nya untuk mengirim email yang tadi belum tempat dikirimkan ke pelanggan. Dibukanya Browser, di ketikkannya alamat web penyedia jasa email, tak sengaja ketika mengetikkan alamatweb, muncul hint alamat blog yang menyungkil rasa penasarannya. Dibukalah alamat tersebut, dia agak terkejut melihat latar di blog itu, di lihatnya Nisa yang sedang bergandengan tangan dengan seorang pria yang tak asing baginya. ia yakin mengenali pria itu. Aziz. ya Aziz, teman kuliahnya sewaktu di jogja dulu. Kemudian dirunutlah satu per satu cerita di dalamnya. Dibacanyalah segalah tumpah ruah perasaan kedua orang tersebut. Semakin lama semakin dibuat penasaran ia bahkan kecemburuan muncul di hatinya. Sejujurnya ia tak bisa menyembunyikan gemuruh kecemburuan di hatinya itu. namun ia insaf, sungguh tak ada yang salah, tak ada yang perlu dipermasalahkan. bagaimana mungkin ia akan merobek lagi hati yang masih pedih tersayat luka itu. Bukankah wanita itu sekarang adalah amanah baginya. Tak ingin lagi membuka luka yang sudah dibalut itu. Biarlah waktu mungkin akan menyembuhkannya.
Dilihatnya nisa dari mejanya itu. dilihatnya wajah syahdu istrinya itu, sungguh tak tega ia melihat kesedihan jika bersemayam di raut itu. lalu dimatikannyalah PC tersebut. dan segera ia bergabung bersama di sisinya, kemudian dipeluknyalah nisa yang masih terlelap itu. dan ia berbisik
"Maafkan aku, Ijinkan aku menyembuhkan lukamu itu" di kecuplah kening istrinya itu.
"Good Night".
Â
*image credit: wajibbaca.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H