Support orang-orang terdekat akan menguatkan penderita sindrom ini menjalani hidupnya. Mendampingi anak ketika menemui dokter ahli syarafnya (neurologis)Â misalnya, akan membuat lebih banyak tahu tentang sindrom ini. Mereka akan menjadi lebih faham bagaimana merawat anaknya, baik perawatan tanpa obat, maupun yang memerlukan obat.
Untuk mengendalikan tics fisik, Dokter bisa memberi obat yang bisa mengatur kadar neurotransmitter relaksan otot. Ini untuk melemaskan dan merelaksasi saat otot menjadi terlalu kaku. Atau obat-obatan yang bisa memblokir dopamin yang dikeluarkan otak.Â
Karena penderita sindrom ini tak bisa terlalu senang atau terlalu susah. Keadaan 'terlalu' ini akan memicu otak mengeluarkan hormon dopamine yang bisa menyebabkan tics muncul.Â
Terapi tingkah laku psikoterapi juga bisa dilakukan untuk menstimulasi otak dengan lebih mendalam (deep brain stimulation).
Selain dukungan orang tua dan keluarga, dukungan dari masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan. Masyarakat dapat mendirikan komunitas-komunitas yang mendukung, menyemangati dan membantu keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami sindrom ini.Â
Juga menyemangati penderitanya, agar tak merasa sendirian menjalani kemalangannya. Dukungan ini penting agar penderita Tourette tidak terperosok dalam stress dan depresi.Â
Dorongan semangat dari orang-orang di sekitar memperkuat tekad penderita untuk mampu menjalani kehidupannya meski penuh dengan keterbatasan. Perangkat dan sumber daya kesehatan milik Pemerintah diharapkan bisa berpartisipasi sebagai fasilitator.
Orang dengan kesehatan tak sempurna seperti Sayers memberi contoh kepada siapapun cara menjalani kehidupan dengan gigih, tabah dan sabar. Lakukan apa yang ingin dilakukan. Jangan menyerah, itu pesan yang ingin disampaikannya.
Referensi :
- https://www.alodokter.com/sindrom-tourette
- Kompas.com. Xena Olivia Sindrom Tourette. https://health.kompas.com/penyakit/read/2021/10/26/170000568/ sindrom-tourette.
- https://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_Tourette
- Rangkuman dari beberapa video Youtube tentang Tourette
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H