Mohon tunggu...
Winni Soewarno
Winni Soewarno Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa yang sedang belajar menulis

Perempuan yang sedang belajar menulis dan mengungkapkan isi kepala. Kontak : cempakapt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajar Tak Menyerah dari Penderita Sindrom Tourette

15 Januari 2023   05:20 Diperbarui: 19 Januari 2023   03:45 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tourette Syndrome. (sumber: Shutterstock/Ibreakstock via kompas.com) 

Penderitanya sendiri tak berdaya untuk menghentikannya. Tak bisa mengontrol apa yang dilakukan tubuhnya. Rasanya seperti gatal yang harus digaruk yang muncul dalam bentuk tics tadi. 

Hanya saja yang gatal bukan dikulit, tapi di otak. Bila ditahan untuk tidak menggaruknya, maka hasilnya akan lebih buruk lagi. 

Jadi, umumnya segera digaruk, jelas James Sayers dalam coach.nine.com.au. Setelah tics-nya selesai, penderitanya bisa kelelahan. Mereka juga tertekan dan merasa malu bila tics ini muncul saat mereka sedang berada dikeramaian.

Mengutip alodokter.com, gejala sindrom Tourett ada Motor tics dan Vocal tics. 

Motor tics ditandai dengan gerakan yang sama secara berulang. Motor tics dapat melibatkan kelompok otot tertentu saja (simple motor tics) seperti mengedipkan mata, menganggukkan atau menggelengkan kepala, mengangkat bahu, menggerak-gerakkan mulut. 

Sedangkan complex motor tics umumnya penderitanya mengulang-ulang gerakan seperti seperti menyentuh atau mencium suatu benda, meniru gerakan suatu objek, menekuk atau memutar badan, melangkah dalam pola tertentu juga melompat. Ini dikarenakan ada beberapa otot sekaligus yang terlibat.

Vocal tics ditandai dengan membuat suara yang berulang. Vocal tics juga bisa terjadi dalam bentuk simple vocal tics seperti batuk, berdeham, bersuara menyerupai binatang seperti menggonggong, mendengus seperti kuda dan lainnya. Complex vocal tics antara lain mengulang perkataan sendiri (palilalia), mengulang perkataan orang lain (echophenomena), mengucapkan kata-kata kasar dan vulgar (koprolalia).

Saat berjuang pada laga Australian Ninja Warrior itu, tak bakal ada yang menyangka kalau Sayers adalah penderita sindrom Tourette. Tubuhnya yang lentur, membuatnya mampu melewati beberapa tantangan yang sulit sekalipun bagi orang normal. 

Tak percaya pula bila melihatnya mampu menabuh drum dengan luar biasa di grup bandnya. Ditengah keterbatasannya, James adalah mekanik yang baik, juga pengajar gymnastic yang menginspirasi anak didiknya. 

Dia menjadi salah contoh orang muda yang terus berusaha mematahkan stigma buruk penderita sindrom Tourette. 

Banyak orang tua malu dan merasa 'terkutuk' bila mempunyai anak yang menderita sindrom ini. Sering mereka menyembunyikan anak-anaknya dari masyarakat. Padahal dukungan orangtua dan keluarga adalah hal yang paling penting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun