Mohon tunggu...
Winni Soewarno
Winni Soewarno Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa yang sedang belajar menulis

Perempuan yang sedang belajar menulis dan mengungkapkan isi kepala. Kontak : cempakapt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Aku dan Juar, Si Pemulung

17 April 2022   17:21 Diperbarui: 22 April 2022   04:43 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusahaan tempat Juar bekerja kemudian tutup. Pemiliknya meninggal dunia. Dia bekerja serabutan untuk mendapatkan rezeki. 

Terakhir, dia bekerja di sebuah toko di bilangan Kota Tua Jakarta. Dia memperhatikan pemilik toko selalu mengumpulkan kardus-kardus yang ada. Rupanya kardus tersebut dijual ke seorang penampung yang mengambilnya setiap tiga hari sekali. 

Pendapatan dari menjual kardus itu dikumpulkan oleh pemilik toko. Hasilnya akan diberikan saat lebaran dan tahun baru. 

Pemilik toko juga tak pelit. Buah tangan selalu didapat, saat dia atau keluarganya bepergian. Tak heran, pegawai tokonya loyal, jarang ada yang keluar, pindah kerja di tempat lain.

Tiga tahun sudah Juar bekerja di toko itu. Entah kenapa, benaknya tertarik dengan kardus-kardus itu. Dia mulai bertanya dan belajar dari si pengumpul yang datang ke toko. 

Beberapa kali dia juga datang melihat ke tempat penyetorannya. Agak terkejut karena beberapa truk sudah menunggu untuk membawa kardus-kardus yang sudah diikat itu. Minatnya timbul dan dia mulai bertanya kian kemari untuk tahu lebih banyak.

Tahun keempat, Juar memutuskan keluar dari toko tempatnya bekerja. Dia berterus terang pada pemilik toko bahwa dia akan membuka usaha pengumpulan kardus. Pemilik tokonya menepuk-nepuk bahunya bangga. 

"Meski jadi repot. Saya selalu senang kalau ada pekerja saya yang keluar karena mau usaha sendiri. Saya tak ingin menahan orang menjadi penjaga toko sepanjang hidupnya. Kalau ada kesempatan, keluar dan ambil itu." Itu kata perpisahan dari majikannya.

Berbekal tabungan yang dikumpulkan, ditambah dengan hadiah dari majikannya, Juar memulai pekerjaan barunya, mengumpulkan kardus. 

Dia tak malu mengumpulkan kardus yang dibuang orang di tempat sampahnya. Pemulung, itu sebutan orang baginya. Tapi dia tak peduli. Tekadnya membantunya bertahan. Tidak langsung terlihat apa yang dikerjakannya, tapi hasilnya mulai dirasa.

Gerobak yang mulanya ditarik dengan tenaganya, sekarang sudah dilengkapi dengan sepeda dan motor. Halaman sebelah rumahnya yang masih kosong dikontraknya untuk menampung kardus dan botol yang sudah tak mampu ditampung di halamannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun