"Tapi ini malam minggu Pak," jawabku ketika ia meminta jadwal wawancara dimajukan.
"Tak apa, kalau dia rajin pasti dituruti," katanya enteng. Menurutnya kapanpun tak menjadi halangan, namanya hotelier kudu fleksibel dengan waktu.
Ia terheran-heran mengapa di hotel ini, keluar masuk karyawan sangat sering. Karena itu ia mencoba menyeleksi dan mencari tahu sendiri. Staf gak betahkah?
Di international chains, pemilik hotel tak terlalu dilibatkan dalam merekrut karyawan kecuali bagi posisi kepala departemen. Tapi jika keinginan memaksa, ya boleh-boleh saja. Siapa dapat melawan keinginan bos?
Peraturan hotel chains ini lebih menantang ketimbang hotel yang independen. Maksudku lebih rumit Bro!
Meski ada saja Bos yang menarik-narik putra sahabat karibnya, putri dari teman baik, kenalan, menurutku ini hal biasa. Apalagi pewaris tahta tentu ingin meneruskan bisnis hotel dengan lancar.
"Jadi, gak masalah bagi hotel partikelir," bisik hati.
Saya mendapati kawan-kawan hotelier yang gampang jadi kutu loncat. Bagai embun di pagi hari, selalu saja berita kemajuan didapat.
Sayangnya ada juga yang merasa kesulitan atau penghambat dalam meniti karir. Apa sebab?
Banyak sih yang coba-coba lalu terhempas. Yang berkarir melejit? Jangan tanya, kadang saya terheran-heran, karirnya begitu moncer.
Yang mampu bertahan biasanya mudah meraih peluang dengan antusias, tapi yang maju mundur bakalan tereliminasi.