"Apa tantangan terbesar dalam operasional, Pak Bram?" tanyaku pada pentolan hotelier.
Pertanyaan ini dipicu penasaranku, kenapa ia bersikeras mewawancarai kandidat sales executive. Maksudku, biarlah aku tangani saja.
"Saya ingin kenalan dulu," ujarnya serius tentang kandidat dari hotel tetangga itu.
Kenalan? Di akhir kisah, barulah ku paham, ia memang selalu menguji kandidat dengan cermat.
Ini pun menjadi perdebatan. Pak Bram tak mau jika saya mencomot kandidat dari hotel tetangga, Hotel Flo. Ini nama hotel samaran.
"Dia sudah resign 2 bulan lalu Pak," ujarku.
Di kota ini memang kami dilarang bajak membajak. Pantang cari gegara dengan hotel pesaing jika tak mau dikucilkan. Tapi kandidat ini resign sejak 2 bulan lalu. Jelas, hal ini tak melanggar aturan.
"Ok, go ahead!," katanya mengalah.
Pak Bram lahir di negara kincir angin, lalu menikah dengan wanita Asia. Di usianya yang mestinya telah pensiun, ia masih bersemangat.
Ia dikenal bersahaja dalam keseharian. Bukan sosok terbaik atau idolaku tapi dirinya gak pelit berbagi ilmu dunia bisnis hotel denganku. Saya merasa mendapat pengetahuan berharga yang tak didapat dari teori. Itu saja.
"Tapi ini malam minggu Pak," jawabku ketika ia meminta jadwal wawancara dimajukan.
"Tak apa, kalau dia rajin pasti dituruti," katanya enteng. Menurutnya kapanpun tak menjadi halangan, namanya hotelier kudu fleksibel dengan waktu.
Ia terheran-heran mengapa di hotel ini, keluar masuk karyawan sangat sering. Karena itu ia mencoba menyeleksi dan mencari tahu sendiri. Staf gak betahkah?
Di international chains, pemilik hotel tak terlalu dilibatkan dalam merekrut karyawan kecuali bagi posisi kepala departemen. Tapi jika keinginan memaksa, ya boleh-boleh saja. Siapa dapat melawan keinginan bos?
Peraturan hotel chains ini lebih menantang ketimbang hotel yang independen. Maksudku lebih rumit Bro!
Meski ada saja Bos yang menarik-narik putra sahabat karibnya, putri dari teman baik, kenalan, menurutku ini hal biasa. Apalagi pewaris tahta tentu ingin meneruskan bisnis hotel dengan lancar.
"Jadi, gak masalah bagi hotel partikelir," bisik hati.
Saya mendapati kawan-kawan hotelier yang gampang jadi kutu loncat. Bagai embun di pagi hari, selalu saja berita kemajuan didapat.
Sayangnya ada juga yang merasa kesulitan atau penghambat dalam meniti karir. Apa sebab?
Banyak sih yang coba-coba lalu terhempas. Yang berkarir melejit? Jangan tanya, kadang saya terheran-heran, karirnya begitu moncer.
Yang mampu bertahan biasanya mudah meraih peluang dengan antusias, tapi yang maju mundur bakalan tereliminasi.
"Wah, melamar di Hotel Anu itu susah, payah!" itu bikin panas. Tapi, apa benar sesulit itu?
Sekejap, yuk kita cari tahu anggapan publik, apa saja rintangan yang menghadang pelamar.
1. Pelamar kerja dilarang memiliki hubungan kekerabatan dekat.
Dahulu aturan ini sangat keras. Anda bakalan masuk calon yang tak dipanggil jika syarat ini dilanggar.
Kini? Manajemen memperbolehkan suami istri, kakak adik, saudara kembar bekerja di hotel yang sama asalkan dari dua departemen berbeda yang tidak berhubungan langsung. Misalnya, pria di departemen engineering, istrinya dapat bekerja di restoran. Ada juga suami di concierge, sang istri sebagai cook di resto.
Yang dihindari misalnya posisi Rina di resto, Riki suami Rina di front office. Mona sebagai staf reservasi, sedangkan suaminya di akunting.
Anda tahu kenapa?
2. Pelamar dengan background bukan dari sekolah perhotelan.
Saya bukan dari background sekolah perhotelan tapi background hukum. Namun demikian, gencar dan aktif mengikuti sederetan pelatihan dan program akademi saat soft opening hotel, itulah masa belajarku. Ini kuliah gratisan. Tak perlu membayar, justru sebaliknya mendapat bayaran.
Pelamar lulusan SMA, sarjana di luar bisnis hospitality banyak yang berhasil menekuni bidang ini.
Sayangnya banyak mereka yang enggan mencoba. Padahal peluang banting stir posisi, sangat besar.
3. Melewati serangkaian lulus tes bahasa Inggris.
Di Hotel berbintang 4, 5 ke atas, seorang kandidat sales marketer wajib melakukan ujian mendengarkan, menulis dan bercakap dalam Bahasa Inggris.
Hal ini disebakan sistem komunikasi internal tertulis, memo, notulen, memakai bahasa internasional.
Kebanyakan pelamar ngeper duluan. Padahal manajemen memberi kursus bahasa Inggris. Yang diperlukan adalah pemahaman dasar dan percaya diri. Itu saja.
Percaya diri saja, tapi jangan sok tahu (CL Patterson)
4. Jabatan non hotelier butuh waktu lama untuk putar haluan.
Rian sales manager di perusahaan otomotif. Ia melamar ke Hotel Flo sebagai sales manager.
Meski jabatan sama namun menata dan menjalankan bisnis hotel tentu berbeda. Otomotif menjual produk mobil. Hospitality menjual produk jasa.
Kesannya dunia hotel serasa dibatasi khusus bagi hotelier saja. Padahal gak gitu juga.
Penolakan Rian karena posisinya downgrade, tapi dia berkeras hati ingin di posisi manager. Rian bahkan posisinya dapat disetarakan dengan sales executive.
Ini tantangan! Buktinya ada kandidat dari perbankan yang lulus tes. Ini bidang yang agak senada. Lalu ada pelamar dari asuransi, farmasi, agro bisnis, penyiar radio, jurnalis, dan lainnya. Mereka semua berhasil switch career.
5. Besaran gaji telah ditentukan menurut standar hotel.
Sistem penggajian di hotel telah diatur sesuai level. Namun demikian, ada pula terjadi tawar menawar bila dirasa si kandidat memiliki nilai plus.
Pengalaman puluhan tahun, reputasi dan integritas baik selama bekerja di mana-mana, prestasi sebagai employee of the year, dapat dipertimbangkan sebagai kandidat yang outstanding.
Negosiasi gaji itu hak pelamar dan diperbolehkan. Bisa saja diluluskan setelah melihat integritas, reputasi dan kredibilitasnya baik. Anda tertarik?
6. Penampilan fisik dan kepribadian secara keseluruhan.
Bukan masalah tampan atau tidak tampan, khusus staf front liner memang memiliki kriteria berpenampilan bersih, rapi, pantas, ramah, cerdas, tahu tata krama, rendah hati. Itu saja.
Tapi kita tak perlu membatasi diri karena ketentuan fisik. Tinggi badan, berat badan berpengaruh, namun banyak juga kok, staf yang biasa-biasa saja lalu direkrut. Jadi jangan kecil hati ya.
Ukuran fisik tidak menentukan keberhasilan berkarir di hotel (CL Patterson)
Bagaimana dengan hotel independen. Apakah nepotisme dibenarkan?
Di hotel independen, sistem perekrutan lebih luwes.
Hotel independen itu hotel yang mandiri, tidak berafiliasi di bawah management hospitality. Diatur dan dijalankan oleh pemilik serta karyawan pilihan.
Pemilik memiliki kuasa dan wewenang penuh mengatur hotelnya.
Terkadang karyawannya ada pertalian keluarga, hubungan keponakan, sepupu, adik, kakak. Golden son atau darling daughter disiapkan untuk kelangsungan bisnis hotel turun menurun.
Namun ada hal-hal sepele yang mesti mendapat perhatian. Misalnya sistem rekrut yang tak mengindahkan aturan hotel akan menimbulkan keresahan internal.
Roni, sang keponakan berlatar bisnis konveksi dicemplungkan dalam operasional, ujug-ujug dilibatkan pula di manajemen.
Atau ada juga owner yang mewariskan kepada 7 anak. Sayangnya sang pemilik tidak membuat pemisahan wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
Ini akan menimbulkan gesekan di antara karyawan dan putra-putri pewaris. Resikonya manajemen akan selalu disibukan mengurus arus gempuran keluar masuk karyawan yang tiada henti-hentinya.
Jika setiap bos memberi instruksi, karyawan jadi bingung. Instruksi siapa yang harus didengar?
Namun banyak penerus bisnis sang Ayah yang dipersiapkan jauh-jauh hari. Mereka menuntut ilmu di Switzerland, Amerika, Canada, sebagai bekal penerus bisnis orang tua.
Mengapa staffing amat penting?
Dari seluruh rangkaian proses berdirinya sebuah hotel, staffing atau penyusunan personalia amat penting. Sepanjang hotel berdiri, staffing mesti cermat, ditekuni oleh para hotelier sebagai tanggung jawab besar.
Karena itu di hotel ada pendidikan akademi. Di Sheraton Hotel, ada program university. Di Blue Sky Hotel ada program BCA, yaitu Blue Sky Career Academy. Para karyawan ditempa, dididik sedemikian rupa agar perusahaan terus melaju.
Kami menamainya studi, bukan pelatihan. Para karyawan mesti cermat membagi waktu antara bekerja dan studi.
Setelah program selesai, ada tahap uji kelulusan, layaknya uji skripsi. Gak gampang juga. Dipresentasikan di hadapan Owner dan Board of Directors.
Pendidikan hospitality tak cukup grooming, smile and greetings. Namun ketiganya mampu menaikkan rating dan popularitas hotel (CL Patterson)
Penampilan Ms. Sarita cukup baik padahal dirinya tak mirip artis ibukota. Sebagai kandidat marcom, Sarita kerap tampil di tayangan video.
Gencarnya media sosial memudahkan tim manajemen hotel dalam merekrut karyawan
Bagi hotelier, Linkedin meninggalkan jejak digital yang unggulan dan profesional. Stasiunnya para hotelier serta staf hotel di seluruh dunia. Yuk bersaing sehat di situ.
Keahlian dan ide-ide kreatif marcom, graphic designer itu akan melambungkan nama hotel. Lembaran flyer, brosur sudah ketinggalan zaman. Kini beralih ke video, vlog, short video.
Di hotel, prosedur merekrut karyawan di era gencarnya medsos menerapkan tes ujian ketat. Background check medsos berlaku bagi marketing communication, graphic designer, director marketing serta tim.
Khusus department head, acuannya selama wawancara, pengalaman berkarir juga strategi membangun departemen masing-masing.
Belakangan manajemen menambah pembuatan video sebagai syarat tes presentasi bagi General Manager dan Kepala departemen.
"Melalui tayangan video tampak kepribadian, kecerdasan seorang kandidat secara menyeluruh. Keputusan segera diumumkan setelah pengiriman video," begitu pernyataan yang dikirim via surel.
"Cukup 3 menit saja," kata Mr. Smith kepada kandidat direktur marketing.
Anda bisa membuat short video?
Hotel-hotel saatnya berlomba menampilkan tayangan video berdurasi pendek yang sarat informasi ringan, iklan lucu, elegan, profesional dan santun.
Cara-cara tempo dulu, boleh saja masih dilakukan, meski tak segencar media yang pasarnya generasi muda.
Seleksi calon karyawan hotel memang diperlukan kecermatan manajemen hotel. Melamar pekerjaan di hotel terkesan sukar dan ruwet, nyatanya?
Pak Bram tak sekedar mengukur kualitas kepribadian tapi juga menjamin kandidat supaya betah bekerja di hotel.
Pelamar tak usah malu-malu kucing. Tunjukkan saja prestasi Anda, misalnya pernah menjadi the best of the year di Kompasianival, juara kompetisi blog. Mari kita hargai prestasi sekecil apapun.
Tak lupa saya ucapkan selamat kepada para pemenang Kompasiana Award 2023. Selalu sukses dan berprestasi!
Bunga kertas elok rupanya. Ditanam Adik di tepi kali
Adik, kakak, dimana gerangan. Bolehlah nanti bersua lagi
Salam hospitality
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H