Aduy dan remaja lainnya rentan kena tipu. Pengaruh gaya hidup flexing juga hedon, meniru aktivitas ala selebritis.
"Mau rileks di kamar aja...", ujar Aduy tertunduk lesu saat kutanya kenapa ingin check-in.
Aduy sekelas dengan Jod. Usianya 16 tahun. Di luar peristiwa ini, penolakan pihak hotel tentu saja karena larangan check-in di hotel bagi anak di bawah umur tanpa didampingi orang tua.
Maksud hati suka ria, rugi didapat. Diiming-imingi menginap di hotel berbintang 4 dengan harga kamar jauh di bawah standar.
Bayang-bayang disangka tubuh. Voucer yang ditunggu tak berkabar. Lha handphone si penipu ikut-ikutan mati.
Marketing asli atau semu?
Mari kita kenali ciri-ciri penjualan kamar, harga kamar hotel yang asli atau 'tipuan' belaka.
1. Voucer kamar yang dijual dengan diskon berlebihan.
Ada harga promo kamar dijual dengan diskon 50% hingga 70%. Ini promosi yang luar biasa alias iklan semu. Promosi harga kamar bukan obral baju, sepatu, tas.
Patokan diskon promo yang sehat diantara 20% hingga 25% masih dapat diterima. Lebih dari itu, perlu dipertanyakan. Diskon dari harga publish (rack rate) atau harga BAR?
Perihal diskon besar ini adalah bagian dari strategi marketing. Menaikkan harga ke level BAR (Best Available Rate) di atasnya terlebih dahulu agar terlihat besar diskonnya.
2. Ketahui kisaran harga promo standar hotel berbintang 3, 4 atau 5.
Adakah harga kamar level bintang 5, seharga hotel budget?