Hotel tidak lagi asing bagi kita.
Meski Anda jarang menghampiri hotel, barangkali hanya sesekali bermalam di hotel, setidaknya info seputar dunia hotel bertebaran di media online.
Cerita kakakku saat usia remaja, hotel itu tempat singgah khusus orang dewasa, katanya. Itu dulu, saat medol minim pemberitaan hotel.
Ada hotelier yang menulis, dapat dihitung dengan jari. Di media terkadang informasi disajikan sepotong-sepotong.
Untungnya di Temu on Kompasiana, ada Komuniti Hotelier Writers. Bahasannya apalagi kalau bukan dunia perhotelan. Ya, seputar hotel yang perlu diketahui publik, dipelajari siswa perhotelan, digumuli hotelier.
Di hotel tak sekedar staycation, self healing, yoga, nge-gym. Ruang favorit rapat perusahaan, kuliner, rekreasi, tempatnya di hotel.
"Pokoknya, one stop staying!" ujar Mr. Jack, pengunjung gym & fitness di hotelku. Jack hobi berenang, gowes, kadang rapat dengan mitra kerjanya di lounge.
Hotel masa kini, berani tampil beda. Bukan fasilitas basic saja yang ditawarkan.
Perubahan era berdampak besar. Segalanya ingin cepat tuntas. Seperti jasa penatu yang ditawarkan hotel-hotel di Medan.
Anda ingat kala masa pagebluk? Di Balikpapan, kamar-kamar digunakan para engineer, teknisi offshore sebagai syarat terbebas covid-19. Ya, ada manfaat besar bagi masyarakat.
Pemesanan kamar, sejauh sentuhan jari-jari di gawai. Menginap di hotel menjadi sangat mudah, praktis dan ekspres.
Namun kita kerap mendengar kabar tak menyenangkan.
Saya teringat kejadian lampau, saat para tamu rebutan kamar tersebab permintaan pasar melebihi room availability.
Sabtu, pukul 04:00 sore, saya dan Kris dalam diskusi kecil di restoran.
Usai diskusi, jadwal Kris keliling area hotel pada jam-jam sibuk. Saya? sesekali menyapa tamu-tamu setia di lobi.
Dari kejauhan tampak 2 anak remaja di lobi. Keduanya mengundang perhatianku dan Kris, sang duty manager.
Mereka asyik ngobrol. Sesaat obrolan serius, sekejap sibuk dengan gawainya tapi gak pernah ketawa-ketiwi.
Enam puluh menit berlalu, kami hampiri. Bukan menyelidik, tapi sekedar ingin tahu, siapa gerangan yang ditunggu, barangkali perlu bantuan.
"Kami menunggu Bang Japar, Bu", jawab pria berambut pirang.
"Minggu lalu, saya beli voucer di Facebook, orangnya mau kirim voucer ke sini. Saya boleh check-in duluan gak, Bu?", ujarnya.
"Kalau sudah booking, ada voucernya, ya boleh aja", jawabku enteng.
"Saya beli voucher kamar dari Facebook, harganya 300 ribu".
Kami ajak mereka ke sudut lobi. Penasaran ingin mengorek lebih jauh, dipicu harga 300 ribu.
Neta, resepsionis kuberi kode panggil agar memeriksa daftar tamu di expected arrival hari itu.
"KTP?", tanya Kris.
"Belum punya Pak", ujar temannya yang berhidung mancung kalem.
"Kartu pelajar?".
"Ibumu tahu kalau kalian pergi ke hotel?", tanyaku selidik.
"Engga Bu. Saya bilang ke rumah teman".
Namanya Aduy dan Jod, pelajar sekolah menengah atas. Aduy mengenal Bang Japar via facebook, pria yang disebut-sebut sebagai staf marketing hotel.
Kemudian diiming-imingi menginap di hotel seharga IDR. 300.000. Diajaknya Jod, teman sekelas.
Aduy sudah membayar. Ditunjukkannya bukti transfer ke rekening si penerima dari bank pemerintah.
"Betul Bu. Saya disuruh tunggu di sini. Tapi HP-nya mati terus", ujar Jod polos. Ia bersikeras menunggunya.
Melihat proses yang ganjil, kami meminta nomor hp orang tuanya. Tak lama mereka dijemput keluarga masing-masing.
Aduh Duy, Jod, kamu berkelahi dalam mimpi deh..
Kasus Aduy dan Jod terjadi saat ku bergabung dengan salah satu hotel di Pontianak pada tahun 2016.
Ketika hotel booming, ada saja oknum yang main jurus tipu-tipu. Dapat dipastikan si pelaku mengerti betul seluk beluk jualan kamar hotel.
Siapa yang tak mau, dengan harga tiga ratusan ribu, bisa bersantai ria di kamar hotel berbintang 4.
Ini pula yang terjadi terhadap sejumlah warga di Bandung, Cimahi, Jawa Barat, tergiur iklan voucer hotel murah. Siapa pelakunya?
Sila dibaca ya, Puluhan Warga Bandung Tertipu Voucer Hotel Murah. Total Kerugian Rp 450 juta. Terduga Pelaku Ternyata Residivis, Kompas.com, 27/7/2023
Tak hanya asuransi bodong, saham bodong, tiket bodong, ada juga voucer hotel bodong. Duh.
Targetnya seperti Aduy, Jod, yang iseng-iseng cari pengalaman. Minimnya pengetahuan tentang hotel secara utuh, biasanya jadi alasan sekedar coba-coba.
Aduy dan remaja lainnya rentan kena tipu. Pengaruh gaya hidup flexing juga hedon, meniru aktivitas ala selebritis.
"Mau rileks di kamar aja...", ujar Aduy tertunduk lesu saat kutanya kenapa ingin check-in.
Aduy sekelas dengan Jod. Usianya 16 tahun. Di luar peristiwa ini, penolakan pihak hotel tentu saja karena larangan check-in di hotel bagi anak di bawah umur tanpa didampingi orang tua.
Maksud hati suka ria, rugi didapat. Diiming-imingi menginap di hotel berbintang 4 dengan harga kamar jauh di bawah standar.
Bayang-bayang disangka tubuh. Voucer yang ditunggu tak berkabar. Lha handphone si penipu ikut-ikutan mati.
Marketing asli atau semu?
Mari kita kenali ciri-ciri penjualan kamar, harga kamar hotel yang asli atau 'tipuan' belaka.
1. Voucer kamar yang dijual dengan diskon berlebihan.
Ada harga promo kamar dijual dengan diskon 50% hingga 70%. Ini promosi yang luar biasa alias iklan semu. Promosi harga kamar bukan obral baju, sepatu, tas.
Patokan diskon promo yang sehat diantara 20% hingga 25% masih dapat diterima. Lebih dari itu, perlu dipertanyakan. Diskon dari harga publish (rack rate) atau harga BAR?
Perihal diskon besar ini adalah bagian dari strategi marketing. Menaikkan harga ke level BAR (Best Available Rate) di atasnya terlebih dahulu agar terlihat besar diskonnya.
2. Ketahui kisaran harga promo standar hotel berbintang 3, 4 atau 5.
Adakah harga kamar level bintang 5, seharga hotel budget?
Berikut contoh harga promosi kamar Standar sesuai bintang:
Hotel Bintang 3, mulai IDR 500k hingga IDR 750k. Bintang 4, mulai IDR 800k hingga IDR 1.200k. Sedangkan bintang 5, mulai dari IDR 1,5 juta ke atas.
Diskon 50% sering dimunculkan online travel agent (OTA). Biasanya berupa paket akomodasi + pesawat terbang + tempat rekreasi. Namun jarang dipasang pada iklan promo hotel-hotel.
Jikalau ada, hanya untuk pancingan mata sesaat, tapi publik menganggap biasa aja tuh!. Tiada efek kejut.
Menurut pendapatku, ini promosi yang lumpuh. Jangan sampai sales promotion sifatnya suka memberi harapan palsu.
Promosi yang tertulis "October Promo, IDR 799k net included 2 BF", nah, iklan ini lebih dapat diterima ketimbang ditulis 50%.
3. Voucher kamar dijual via website hotel. Para pelanggan disebar via whatsapp secara pribadi.
Hotel jarang menjual voucer di media sosial sebab voucer dijual atas permintaan khusus.
Bagi hotel, penjualan kamar secara instan lebih disukai. Artinya, pesan sekarang lalu pembeli langsung menentukan tanggal check-in.
Hal ini lebih menguntungkan hotel daripada voucer dengan masa berlaku beberapa bulan ke depan.
4. Pantang merespon akun abal-abal atau akun di media online yang tidak populer.
Waspadalah, ada oknum pencipta akun palsu hotel di medol dan medsos.
Hotel umumnya memiliki 4 medsos populer menurut urutan berikut; Linkedin, Instagram, Facebook, X.
Di medsos tercantum nomor whatsapp Reservasi. Sekali Anda mengenal nomor W/A ini, peganglah untuk selamanya. Hotel pantang mengganti nomor whatsapp berulang kali.
5.Transfer pembayaran melalui m-banking, e-banking, akan dicek langsung oleh Departemen Akunting.
Anda mesti curiga ketika melakukan pembayaran kepada akun bank atas nama pribadi.
Akun hotel umumnya atas nama sebuah Perseroan Terbatas atau nama dari perusahaan holding company. Jarang sekali, memakai nama pribadi sekalipun nama pemilik hotel.
Ini tahap penting dimana kita mesti cermat sebelum melakukan pembayaran. Teliti sebelum membeli.
6.Meyakinkan diri sendiri dengan surat konfirmasi (e-confirmation letter).
Bagian Reservasi yang stand by 24 jam akan mengirimkannya pada hari yang sama.
Ciri-ciri lain, di hotel-hotel berbintang 4, baik lokal maupun international chains umumnya menggunakan format berbahasa Inggris sebagai bahasa korespondensi baik internal manajemen maupun dengan pelanggan.
7. Kenali salah seorang dari tim sales marketing atau reservation.
Tujuannya mempermudah akses ketika ada sesuatu yang perlu dikonfirmasi.
Pertanyaan Anda amat bermanfaat mencegah hal yang tak diinginkan kedua belah pihak.
Jika mereka undur diri alias resign, nomor official hotel ini akan tetap terhubung.
Itulah 7 cara menghindar dari tukang tipu penjual voucer hotel palsu yang perlu diketahui.
Buang yang keruh, ambil yang jernih. Pemberitaan dunia hotel di media mesti difilter.
Kita pun dapat membentengi diri dengan bacaan bermutu tentang dunia perhotelan, dari sumber yang dapat dipercaya.
Menjadi anggota Hotelier Writers di Temu on Kompasiana pun memperluas wawasan.
Pesan saya, tak usah cepat tergoda promo murah. Selidiki tahap demi tahap proses pembelian. Jika terasa aneh, hentikan pembelian saat itu juga.
Berkubu sebelum kalah, berjaga-jaga saja.
Peka hati dan pikiran meski cara tipuan semakin canggih menyaingi teknologi online.
Salam hospitality.
***
Catatan: *Nama-nama disamarkan
Bacaan: Kenapa Voucer Kamar Anda Ditolak, Hotelier Writers, 19/8/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H