Jika tamu masih enggan menerima tawaran resepsionis, mintalah harga paket untuk tamu yang kepepet, bisa menjadi penghibur di kala kocek pas-pasan.
"Dek, ada harga paket gak untuk hari ini?", tanya Pak Geri.
"O, baik Pak. Saya cek dulu ya".
Semenit kemudian.
"Pak, untuk hari ini kami beri harga khusus ya. IDR 800 ribu saja termasuk makan pagi". Ini lebih baik daripada tamu kabur.
Tamu walk-in senang, memandang manajemen lebih perhatian. Apalagi GRO (Guest Relation Officer) menyambut sembari senyum membawa welcome drink. hmm
Sayangnya terkadang resepsionis kurang cermat dan peka terhadap permintaan tamu. Tamu walk-in manteng, kamar ditawar 50 ribu, masih geleng kepala.
Rate structure bisa jadi berantakan jika front liner tidak mengerti atau resepsionis memberi penjelasan yang blur kepada tamu.
Sama halnya dengan tamu yang loyal kok dipatok harga lebih tinggi daripada tamu yang hanya sesekali check-in?
Tamu walk-in kok harganya lebih mahal dari online? Jelas-jelas rupiah di depan mata.
Harga yang dinamis akan menaikkan rating dan popularitas hotel
Tim marketing, reservasi, front liner yang paham, akan menerapkan harga-harga kamar sesuai segmen, pun sebaiknya lebih fleksibel. Harga BAR (best available rate) dapat menjadi alternatif.