"Tine, minum dulu yuk", ajak Richard.
Binbin, sales manager telah mengatur sedemikian rapi seluruh proses check-in. Saya tahu itu. Namun pemandangan yang baru terjadi, seakan mimpi.
Hal ini kerap terjadi di berbagai hotel. Tidak peduli larangan, yang penting tamu senang. Yang terjadi mengekor bebek, seorang berbuat, yang lain ikut-ikutan. Duh.
Apa itu, feel at home?
Hotel layaknya tempat publik bagi mereka yang berkepentingan. Pertemuan bisnis, pesta pernikahan, pesta ulang tahun, liburan keluarga, staycation, dan aktifitas lainnya.
Selonjoran, tiduran, rebahan di lobi, nyaris peraturan itu tidak tertuang secara tertulis.
Walau aturan jarang digaungkan, tidak tertulis, di hotel ada benteng pembatas. Namanya norma kepantasan.
Mengangkat kaki ke kursi (ala warteg) saat makan di restoran, pantang dilakukan. Bagi sebagian orang, tentu asyik. Tapi tahan dululah kebiasaan di rumah.
Di beberapa hotel International chains, dalam dan luar negri, larangan memakai sandal jepit, kimono/baju tidur ke restoran, tetap diberlakukan.
Di pintu masuk, terdapat spanduk besar dengan gambar sandal jepit diberi tanda silang.