"Lakukan yang terbaik. Kerjakan sekuat tenaga untuk mendongkrak pendapatan hotel. Jika angka meningkat, mintalah apa saja yang kamu inginkan." Ujar seorang manager seniorku.
Kalimat itu selalu kuingat yang menjadi titik balik hidupku sejak puluhan tahun lalu, saya jarang nego gaji setelahnya.
Namun sebaliknya saya menantang. Jika selama 3 bulan tidak ada kemajuan dalam tim dan pemasukan bagi hotel, saya siap diberhentikan. Ini taruhan yang tidak main-main.
Ada pula situasi di mana memaksa saya untuk nego gaji ketika gaji yang diberikan jauh di bawah standar.
Tahukah Anda, terkadang perusahaan bermaksud menguji kualitas pelamar.
Nego gaji sah-sah saja. Anda sendiri yang dapat mengukur kualitas kinerja.
Kini saya dihadapkan pada kandidat karyawan yang doyan tawar menawar. Sebagai kepala departemen pun turut menentukan besaran gaji.
Ada 2 hal sebelum masuk dalam proses tawar menawar. Momen bergengsi ini sejatinya dilakukan secara hati-hati. Cari tahu kedua hal ini:
- Ketahui besaran gaji standar di perusahaan pesaing yang sepadan.
- Perubahan signifikan apa yang akan dibagikan untuk perusahaan. Hal ini semacam janji profesional secara verbal; jika perusahaan merekrutku, apa dampak besar bagi perusahaan. Hubungan timbal balik yang sportif.
Setelah mengantongi jawaban itu, Anda dalam posisi aman.
Tahap berikutnya yaitu teknik negosiasi:
Pertama, tanya terlebih dahulu dengan santun, "Saya boleh tawar, Bu?"