Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kenapa Telemarketing, Jika Ada Cara Lain Jualan Asuransi

9 Agustus 2021   13:11 Diperbarui: 10 Agustus 2021   04:57 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bidik layar sms. Sumber dokpri

Sebelum pandemi, hotel pun gencar melakukan telemarketing lho. Bedanya tim mengontak para pelanggan dari data base internal.

Bayangkan bila sebuah hotel memiliki database sebanyak 2000 hingga 3000 perusahaan dari berbagai segmentasi. Jika pelanggan setia ada 800, sisanya adalah target telemarketer untuk mengingatkan atau sekadar say hello.

Produk yang ditawarkan contohnya promosi kamar, diskon restoran, paket meeting. 

Tim telemarketer harus memiliki standar etika menelpon atau telephone courtesy.  Sejak awal seorang marketer (tidak hanya telemarketer) di hotel harus mengikuti pelatihan serius.

Si dia melirik lalu tertarik. Si dia menyahut lalu bertatapan. Dahulu promosi gencar melalui sms blast. Kini kurang efektif. Selain itu rentan terjadi penipuan (scam).

Bidik layar sms. Sumber dokpri
Bidik layar sms. Sumber dokpri

Alih-alih dianggap tidak efektif berpromosi via sms, Whatsapp menjadi gantinya. Pengguna WA, tak gampang kena tipu.

Jika telemarketing, sms kurang produktif, ada cara lain berpromosi. Ini penting! Zaman now, persona lebih suka membaca, ketimbang obrolan.

Aktivitas marketing yang tidak berbalas alias monoton, dalam marketing disebut cold call. Dingin, gak ada respon. Percuma, buang waktu.

Ada cara lain untuk menjual selain telemarketing dan sms blast. Agar menarik konsumen diperlukan promosi gencar. Nah, target berpromosi inilah yang menjadi fokus kita.

Apakah perusahaan asuransi anda telah melakukan cara berikut:

1. Rekrut tim media sosial 

Tentukan berapa persona untuk satu media.

Posting konten yang menarik, elegan, menyolok. Tawarkan quiz, hadiah. Cari sebanyak-banyaknya follower.

Cara berpromosi melalui media sosial lebih efektif. Mudah diawasi. Sejauh mata dan jari-jari di gawai.

Belilah gawai yang berkualitas dengan fitur update agar dipakai tahan lama, tidak lemot.

Media: Facebook, Instagram, Linkedin, Twitter, Whatsapp, YouTube.

Tujuannya menjalin hubungan dengan publik. Menjawab pertanyaan, berinteraksi dengan calon pembeli. Tentu saja, sekaligus jualan produk.

2. Rekrut admin e-mailing 

Setiap nasabah pasti memiliki e-mail. Bisa juga asuransi dari bank tertentu. E-mail address didapat saat mengisi formulir registrasi.

Secara rutin kirimlah newsletter, promosi, dll. Cara demikian masih dapat diterima ketimbang Jack yang sebel ditelpon berulang kali.

Selain sebagai pengingat, promosi ini tersebar dari mulut ke mulut kepada kerabat, teman, sanak saudara mereka.

Cara ini rapi sebab pelanggan telah menggunakan produk asuransi anda. Kelola saja dengan rapi.

3. Rekrut tim blogger

Bercerita tentang produk dalam narasi blog. Konten yang memukau pembaca. Bermanfaat.

Ceritakan kisah nyata yang telah terjadi serta solusinya saat memakai jasa asuransi. Jangan terlalu panjang. Singkat, menarik, sarat informasi.

Bisa juga testimonial dari para pelanggan.

Rekrut tim blogger. Bergabung di blogger komuniti. Coba deh! Banyak persona yang bertalenta cemerlang, potensial untuk direkrut.

4. Rekrut free lancer sebanyak-banyaknya

Merekrut free lancer sebagai afiliasi marketing. Afiliasi itu cara berpromosi dari pihak ke-3, antara perusahaan dan pembeli. Afiliator akan mendapatkan komisi dari hasil promosinya.

Tak sedikit para mahasiswa melakukannya untuk tambahan uang jajan.

Medianya yaitu situs masing-masing persona. Cara kerjanya cukup sederhana. Tergantung dari seberapa canggih sistem IT di perusahaan asuransi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun