Mulailah jari-jarinya menari di atas lap top.
Tulisannya yang ke 15 berjudul Darchi, Ibu Mertua dan Dora menjadi artikel popular di Kompasiana.
Berikut kisah cerpennya.
Wajah ceria Ibu mertua tampak selalu berseri sejak dora -- anak kucing pemberian tetangga, selalu bersamanya sejak 2 hari lampau.
Namanya dora, bulu hitam putih yang panjang sangat lucu menutupi mata. Bulu lebatnya menambah cantik kucing itu. Sorot mata lembut, mempesona, minta dikasihani.
Dora, anak kucing itu sedang dalam keadaan trauma. Induknya dipisahkan sejak ia lahir. Ia masih malu-malu mendekati siapapun. Seketika ia langsung bersembunyi di bawah bedcover bila kedapatan kita menatapnya.
Dora, kucing yang manja
Dora selalu menemani Ibu kemanapun, berbelanja, berkebun, memasak. Karena sangat sayang pada kucingnya itu, dora tidur di kamar Ibu. Ya, sejak suaminya meninggalkan ibu untuk selamanya, 2 tahun lalu
Kehadiran dora menjadi kawan setianya, membuat suasana ceria di rumah, hari demi hari. Tiada yang dapat kami perbuat selain ingin menyenangkan hati ibu disisa harinya. Ibu mertuaku satu-satunya orangtua yang masih berada ditengah kami.
Kini dora genap satu bulan berada dekat ibu. Ia jarang keluar rumah. Berlari kesana kemari dalam kamar. Pernah suatu kali, ia mencakari karpet hingga sompong.
Ibu akan mengangkatnya perlahan didudukan dalam pangkuan. Perlahan ia senyap, hmm...tertidur manja.
Susan hanya memiliki seorang anak. Ayah mertua meninggal diusia 78 tahun. Usia Ibu menjelang 71 tahun ini. Betapa ia kehilangan pasangan hidup yang telah menemaninya selama 50 tahun.
Ayah mertua seorang engineer semasa hidup, sedangkan keseharian ibu menanam buah-buahan dan sayuran di pekarangan rumah. Di beranda ditanami bunga-bunga nan indah, kesukaannya. Mereka menempati rumah yang cukup luas dengan 3 ruang tidur.