Mohon tunggu...
Catur Junihartomo
Catur Junihartomo Mohon Tunggu... Lainnya - The Republic of Indonesia Defense University

Energy Security

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

10 Penelitian Kualitatif Mengenai Kebijakan Penggunaan Teknologi Nuklir di Dunia

2 November 2021   18:36 Diperbarui: 2 November 2021   19:06 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

1. After the Fukushima Disaster: Japan's Nuclear Policy Change from 2011 to 2012

Rie Watanabe (2016)

Menganalisis mengapa dan bagaimana kabinet Partai Demokrat Jepang (DPJ) memutuskan pada September 2012 untuk menghapus pembangkit listrik tenaga nuklir secara bertahap pada tahun 2039 dengan eksisi yang mewakili perubahan besar dari kebijakan pasokan energi sebelumnya, di mana ketergantungan pada tenaga nuklir terus tumbuh.

Teori: Banyak artikel dan buku yang menganalisis bencana Fukushima telah diterbitkan.
Beberapa upaya untuk menjelaskan penyebab kecelakaan itu, melihat kembali nuklir masa lalu
pembuatan kebijakan (Funabashi, 2013). menerapkan konsep-konsep teoritis yang dikembangkan pada
dasar dari pengalaman penyakit polusi di masa lalu (Yoshida, 2012)

Subjek Penelitian:  Cabinet Office Democratic Party Of Japan (DPJ), Centre for Development of Power Supply Regions Japan (2010),  Studi Literatur.

2. Nuclear Energy Policy after the Fukushima Nuclear Accident: An Analysis of "Polarized Debate" in Japan

Tatsujiro Suzuki (2019)

Kecelakaan nuklir Jepang di Fukushima Daiichi pada tahun 2011 merupakan titik balik dalam energi nuklir Jepang dan kebijakan energi secara keseluruhan. Pada kenyataannya, Jepang telah secara signifikan mengurangi ketergantungannya pada tenaga nuklir, meskipun ada kebijakan pemerintah untuk melestarikan tenaga nuklir sebagai sumber energi utamanya. Jepang dapat mencapai pengurangan CO2 sekitar 60-70% pada tahun 2050 tanpa tenaga nuklir, bahkan jika produksi nuklir turun tajam. 

Namun, dampak terbesar dari kecelakaan Fukushima adalah hilangnya kepercayaan publik. Perdebatan politik tentang tenaga nuklir saat ini terbagi menjadi "kesepakatan" dan "ketidaksepakatan" dengan tenaga nuklir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mengapa "perdebatan terpolarisasi" tersebut belum terselesaikan dan menemukan cara untuk mengembalikan kepercayaan publik. Studi ini menganalisis tiga isu kunci dalam kebijakan nuklir yaitu: Penonaktifan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, pembuangan bahan bakar nuklir bekas dan limbah, pengelolaan penimbunan plutonium.

Teori: Dampak terbesar adalah turunnya jumlah reaktor yang beroperasi dan andilnya dalam pasokan listrik di Jepang. Sebelum kecelakaan Fukushima pada tahun 2010, pangsa energi nuklir sekitar 25%, dan turun menjadi nol pada tahun 2012 dan masih hanya 1,7% pada tahun 2016. (Ministry of Economy, Trade and Industry (METI), Enerugi Hakusho 2018 (White Paper on Energy 2018))

Subjek Penelitian:  Council on Energy and Environment, Cabinet Office. Innovative Energy and Environmental Strategy Japan (2012). Ministry of Economy, Trade and Industry (METI). Studi Literatur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun