Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Editor - Bhinneka Tunggal Ika

Catatan samhudibhai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kamuflase Demo Buruh RUU Cipta Kerja Guna Turunkan Jokowi

19 Oktober 2020   12:06 Diperbarui: 20 Oktober 2020   13:06 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh lebih terang dimasa mendatang. (ilustrasi pribadi)

Seperti yang sudah Saya singgung diatas bahwa dalam aksi buruh tersebut ada yang marah. Siapakah yang marah? Ya, sudah jelas dari Organisasi buruh yang selama ini mengklaim sebagai majikannya buruh.

Merekalah yang mengendalikan, merekalah yang menunggangi aksi tersebut. Buruh dijadikan sebagai alat, buruh dijadikan sebagai peran utama bak dalang yang memainkan sebuah wayangnya.

Buruh dijadikan alat untuk adu domba dengan Pemerintah, buruh disuruh untuk menekan segala kebijakan pemerintah, dan buruh digunakan untuk mencaci, membenci agar terjadi Chaos. Maka yang terjadi adalah hujatan, umpatan dan makian yang berakhir kepada Turunkan Jokowi ujung-ujungnya. Waras..?

Sebaik Apa pun kebijakan pemerintah tidak ada yang benar bagi kelompok mafia kelompok para sponsor buruh tersebut. Faktanya Banyak sekali versi jika mau mengkupas, para pembenci Presiden antara lain:

1). Presiden bubarin petral, mereka benci.

2). Presiden merebut Blok Rokan dan Mahakam dari tangan asing, mereka benci.

3). Presiden berhasil dapat saham freeport 15%, mereka benci.

4). Presiden tenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan, mereka benci.

5). Presiden membuat harga BBM di Papua satu harga dengan dearah lain di Indonesia, mereka benci.

6). Presiden bagi-bagi sertifikat tanah untuk masyarakat, mereka benci.

7). Presiden giat membangun Infrastruktur diseluruh pelosok negeri, mereka benci.

8). Presiden membangun kaum Radikal-Radikul yang intoleran, mereka benci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun