Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Nostalgia Pohon Asam dan Ulat Keket yang Bikin Menangis

19 April 2021   02:55 Diperbarui: 19 April 2021   03:02 2158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

posisi-saya-bergelantungan-dengan-ketinggian-kekira-20-meter-dan-jarak-kepala-saya-dan-ulat-keket-kurang-lebih-30-cm-607c8c7d8ede4805176ef572.jpg
posisi-saya-bergelantungan-dengan-ketinggian-kekira-20-meter-dan-jarak-kepala-saya-dan-ulat-keket-kurang-lebih-30-cm-607c8c7d8ede4805176ef572.jpg
Posisi saya bergelantungan dengan ketinggian kekira 20 meter. Dan, jarak kepala saya dan ulat keket kurang lebih 30 cm (Sumber: shutterstock/diolah)

Tanpa sadar, saya menjawab pertanyaan teman sambil menangis. Karena, terkurung  ketakutan tidak bisa bergerak sama sekali. Sementara, ulat keket semakin pelan mendekati posisi saya. Teman-teman saya semakin tertawa terbahak-bahak. Saya sendiri merenungi ketakutan. Sambil berpegang erat pada ranting pohon. Kurang lebih 10 menit, saya menangis karena ulah ulat keket tersebut.

Melihat kondisi saya yang sangat ketakutan, akhirnya salah satu teman naik menyusul saya. Dia dengan sabar mengusir ulat keket tersebut menggunakan ranting kecil. Saya tahu bahwa dia tidak takut sedikit pun terhadap ulat keket tersebut. Dia sedikit tertawa melihat kondisi saya.

"Sabar. Kamu pegangan ranting terus. Saya usir ulat keket ini"

Plong, rasanya. Ketika ulat tersebut jatuh ke tanah. Sambil mengusap air mata, saya ikut tertawa. Padahal, saya sedang ditertawai teman sendiri.

"Ulat gitu saja takut. Memalukan"

Itulah komentar salah satu teman lainnya. Sambil guyon, saya pun berjanji tidak akan memberi asam hasil buruan saya padanya. Biarin, wong dia jahat dan tidak ada empati sama saya yang sedang ketakutan. Namanya juga phobia bro bro. Sejak saat itu, saya berlatih untuk tidak takut sama ulat keket tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun