Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setelah Ditolak Tiga Sekolah, Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah Akhirnya Terwujud

1 Juli 2016   16:59 Diperbarui: 2 Juli 2016   07:10 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat kebingungan kami melanda, seorang bapak guru yang kemudian kami kenal sebagai guru olahraga bernama Pak Nyoman Sudarta menyapa kami dan menyambut anak saya untuk bergabung dengan anak-anak lainnya. Selanjutnya, anak saya pun diperkenalkan oleh Pak Nyoman Sudarta dengan Ketua Kelas tiga bernama Artha Utama. Saya melihat anak saya yang dari tadi tidak mampu tersenyum karena tegang menjadi cair karena bisa berbaur dengan teman-teman baru lainnya.

Saya merasakan bahwa anak saya mulai menyelami dunianya yang baru. Dunia yang mulai dikenalnya di kelas tiga. Dari kerumunan anak-anak lainnya, dia pun menghampiri saya.

“Papa pulang saja nggak apa-apa saya ditinggal. Saya tadi kenalan banyak teman baru”.

“Serius, kamu ikhlas papa tinggal”

“Ya” jawabnya mengangguk.

Bel lonceng sekolah pun mulai berbunyi tepat menunjukan pukul 7 pagi. Anak-anak sekolah mulai berbaris berbanjar sesuai dengan kelasnya. Pak Nyoman Sudarta yang bertindak sebagai pemberi aba-aba dan mengatur anak-anak berbaris mulai berteriak melalui pengeras suara. Saya lihat belahan hati mulai memberikan kode anggukan, pertanda saya dipersilahkan untuk meninggalkan sekolah dan berjuang mencari rejeki lagi. Saya pun meninggalkan barisan anak sekolah tersebut dan mohon pamit kepada guru yang ada. Lega rasanya meninggalkan kenangan di Hari Pertama Sekolah anak yang membutuhkan perjuangan penolakan tiga sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun