Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Delegasi Babakan Ciparay di Konferensi Asia Afrika

16 Mei 2015   05:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disana, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Seperti biasa jawaban di sponsori oleh mbah Google. Lalu menuju museum Pos. Games-nya lucu karena begitu kita keluar dari museum ada panitia yang akan bertanya seputar benda-benda di sana. Lucunya karena kami tidak ngeh hal itu akan menjadi pertanyaan dan hasilnya kami hanya senyam-senyum pada panitia.

Kami beristirahat di gedung Dwi Warna. Gedung Dwi Warna adalah gedung yang digunakan selain gedung Merdeka pada saat Konperensi Asia - Afrika tahun 1955. Peserta makan, sholat dan beristirahat sambil disuguhi hiburan yang pengisinya tak  lain adalah peserta itu sendiri. Swadaya.

[caption id="attachment_382934" align="aligncenter" width="240" caption="Mendengarkan Wejangan dari Ketua Pelaksana dengan Khidmat di Gedung Dwi Warna sebelum melanjutkan lomba"]

1431252870277432399
1431252870277432399
[/caption]

Dibagian ketiga inilah (bagian terakhir games), mengapa kita harus tahu apakah nama kelompok kita termasuk Asia atau Afrika. Rute yang akan dilalui antara kelompok Asia dan Afrika berbeda. Seperti gambar rute di atas. Kelompok Afrika menyusuri rute warna orange sedangkan Asia hijau. Di games ketiga peserta harus rally, beradu cepat mencapai pos. Panitia akan mencatat waktu lalu memberikan pertanyaan. Setelah selesai menjawab peserta diberikan satu potongan isi Dasasila Bandung. Peserta diharuskan melengkapi kesepuluh point Dasasila Bandung. Dibagian ini rupanya panitia lupa dengan point yang kesembilan.

[caption id="attachment_382938" align="aligncenter" width="300" caption="Rally sambil mengumpulkan kepingan Dasasila Bandung. Point 9 tidak ada."]

14312541281352535063
14312541281352535063
[/caption]

Jawaban dari pertanyaan yang diajukan sebetulnya tidak susah, karena setiap pos yang kita singgahi adalah jawabannya. Seperti menyusun puzzle bangunan yang penampakannya ada di depan mata. Sejarah nama jalan. Bagi kelompok Afrika pertanyaannya seputar jalan Lembong. Letnan Kolonel yang gugur melawan Westerling. Karena games ini akhirnya banyak yang tahu jalan Lembong berasal dari nama orang.

[caption id="attachment_382942" align="aligncenter" width="300" caption="Menyusun Kepingan Puzzle"]

14312545142133238436
14312545142133238436
[/caption]

Peserta tidak boleh memotong jalan atau menumpang kendaraan karena jika itu dilakukan bisa saja salah satu pos terlewati. Gak boleh curang, karena BERANI JUJUR HEBAT!

Setelah semua pos disambangi para peserta kembali menuju Jalan Braga tepatnya Gedung Merdeka. Di sana disambut oleh ribuan orang. Bukan menyambut kedatangan kami ternyata. Mereka sedang menikmati acara-acara yang digelar di jalan Braga. Menembus kerumunan dan menaklukan hiruk-pikuk penikmat festival KAA adalah perjuangan tersendiri.Terutama acungan tongsis yang menghadang serta pose-pose yang merasa terganggu dengan kehadiran kami yang datang tiba-tiba. Serbuan merah hadir diantara foto-foto mereka dengan tidak diinginkan. Ma'afkanlah...

Ada rasa takjub dan haru ketika memasuki gedung Merdeka. Area di mana kemarin para pemimpin dunia dan delegasi hadir untuk mengikuti puncak peringatan konferensi Asia-Afrika. Auranya masih terasa. Rasa bangga menyelinap di dada kami. Kami harus meneruskan perjuangan. Semangat Bandung tidak boleh Mati!

Melihat deretan bendera, kemegahan gedung. Rasanya rasa cape langsung hilang sirna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun