Salah satu rangkaian acara di peringatan Konperensi Asia Afrika adalah permainan seru yang bernama Bandung Historical Games and Study (BHSG). Tahun ini kegiatan BHSG diadakan untuk ketiga kalinya. Dengan euforia peringatan KAA yang ke 60 seperti kemarin, kegiatan BHSG ini pun tak kalah seru dengan kegiatan KAA lain yang digelar selama seminggu penuh.
Kegiatan BHSG yang sarat manfaat sangat layak jika dimasukkan sebagai salah satu agendaIndonesia travel karena selain menikmati pesona kota Bandung, para peserta memperoleh banyak pengetahuan dari semua tempat yang dilewati. Seperti bangunan bersejarah, taman, Â jalan hingga patung yang dipikir hanya sebagai penghias kota.
Banyaknya peminat mengikuti kegiatan ini sampai panitia menutup tanggal pendaftaran lebih awal. Jumlah pendaftar kabarnya mencapai 2500 orang. Panitia terpaksa menganulir sebanyak 1000 orang dan kami adalah salah satu kelompok yang beruntung terpilih.
Menikmati kota Bandung dengan cara berbeda. Sambil menjelajah sambil belajar. Keren bukan?
BHSG memang unik dan keren, tak heran jika peminatnya cukup besar. Sepertinya kegiatan seperti ini bisa diadakan di tiap kota, buat yang kepo pesona kota-kota lain di Indonesia bisa ngintip info dari  Indonesia Travel . Bakal makin cinta Indonesia.
[caption id="attachment_381651" align="aligncenter" width="300" caption="sumber dari @asiafricaPEC"][/caption]
Di acara techical meeting, tanggal 19 April 2015 yang sepintas mirip acara try out dari tempat bimbel, setiap kelompok (satu kelompok terdiri dari lima orang. 1 ketua dan 4 anggota dengan persyaratan usia min. 15 tahun) diberi nama nama-nama negara Asia - Afrika. Kami mendapat nama kelompok Sao Tome and Principe. Berkat kegiatan ini kami pun jadi tahu ternyata ada  negara bernama Sao Tome and Principe. Langsung saat itu pula googling, kepo mencari tahu negara Sao Tome and Principe.  Selain googling, kami penasaran nyari letak batu bulat yang diberi nama negara-negara peserta konferensi yang berjejer sepanjang jalan Asia-Afrika. Ternyata Sao Tome and Principe bola batunya terdapat di dekat Alun-alun, depan gedung Waskita Karya dan pada monumen di pertigaan jalan Alun-alun dibawah bola dunia Sao Tome and Principe ada di urutan paling bawah.
Dan yang paling penting kita harus tahu negara tersebut termasuk kelompok benua Asia atau Afrika. Hal ini akan berpengaruh karena ini adalah rutenya :
[caption id="attachment_381657" align="aligncenter" width="300" caption="Rute yang harus dilewati"]
Acara di mulai dari jalan Braga Pendek pada tanggal 25 April 2015 pukul 7 pagi, sehari setelah puncak historical walk berlangsung. Jalan Braga menjadi lautan merah karena peserta diberi seragam warna merah sedangkan panitia berwarna biru. Keberangkatan terbagi dalam beberapa kloter, kami termasuk kloter tiga. Sebelum diberangkatkan kami diberi peta, lembar pertanyaan dan tentunya satu box snack buat sarapan (ini paling penting pemirsa, tanpa sarapan kami tidak akan bisa mikir).
[caption id="attachment_381864" align="aligncenter" width="300" caption="Lembar Pertanyaan Pos Pertama"]
Lembar pertanyaan di pos pertama adalah melengkapai nama gedung, tahun pembangunan  serta menuliskan siapa arsitek dibalik pembangunan gedung tersebut.  Selain itu di setiap pos yang kami singgahi akan diberikan pertanyaan lain. Kuisnya bisa saja dengan sistem benar atau salah, atau menjodohkan. Suka-suka panitia yang memegang hak mutlak untuk urusan soal.
Seperti misalnya pada tempat pertama dimana kami mengunjungi penjara Banceuy. Banyak peserta yang tidak tahu letak penjara Banceuy. Padahal tempat itu jelas kami lewati. Maklum saja penjara Banceuy yang tersisa hanya berupa satu kamar sel dan itu pun tertutup pohon. Sisanya sudah berubah wujud menjadi ruko.
Lembar pertanyaan di pos penjara Banceuy adalah seputar nomor kamar sel tahanan yang dipakai our founding father, apakah no. 5 atau 7? Serta pertanyaan seputar pidato yang berjudul Indonesia menggugat. Karena tujuan kami berikutnya, Gedung Indonesia Menggugat.
[caption id="attachment_382944" align="aligncenter" width="300" caption="Papan penunjuk jalannya kece kan? Gak kalah kece sama mojang yang berpose di bawahnya :D"]
Jadi persiapan mutlak untuk mengikuti kompetisi ini adalah pastikan kouta pada ponsel anda memadai dan jangan pakai provider yang  lelet. Karena selama perjalanan mbah google akan menjadi pemain ke enam yang memegang kendali.
[caption id="attachment_381866" align="aligncenter" width="300" caption="Mengingat sejarah dibantu pemain bayangan Mbah Google"]
Lembar pertanyaan di bagian kedua mirip dengan yang pertama, bedanya di bagian dua ada sesi GPS alias Gerakan Pungut sampah. Harusnya, pemenang GPS adalah ketika tidak ada sampah lagi yang kita pungut. Karena warga Bandung sudah tertib nyampah tapi nyatanya... Masih banyak sampah berserakan.
[caption id="attachment_381867" align="aligncenter" width="300" caption="Lumayan hasil pungutan sampahnya."]
Rute GPS dari Balai Kota hingga gedung Dwi Warna. Kantong sampah ini ditukar dengan makan Siang. Oh ya, sebelum ke gedung Dwi Warna kita mampir ke Driekleur. Di tempat ini naskah proklamasi dikumandangkan di Bandung. Gedung ini bekas kantor berita rupanya, sekarang jadi Bank BTPN dan letaknya di jalan Dago. Games-nya adalah Twitpic dengan latar Driekleur.
[caption id="attachment_381868" align="aligncenter" width="300" caption="Lomba Twitpic"]
Lalu ke SMA SANTO ALLOYSIUS, disana kita diharuskan bermain perepet jengkol. Permainan tradisional yang cukup menguras energi saudara sekalian. Peserta harus berputar dengan satu kaki di mana kaki yang lain saling berkaitan dengan rekan satu tim sambil menyanyikan lagu perepet jengkol. Kemudian sampai lah ke Gedung Sate sambil memperhatikan trotoar yang berhias motif batik dari seluruh Jawa Barat.
Disana, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Seperti biasa jawaban di sponsori oleh mbah Google. Lalu menuju museum Pos. Games-nya lucu karena begitu kita keluar dari museum ada panitia yang akan bertanya seputar benda-benda di sana. Lucunya karena kami tidak ngeh hal itu akan menjadi pertanyaan dan hasilnya kami hanya senyam-senyum pada panitia.
Kami beristirahat di gedung Dwi Warna. Gedung Dwi Warna adalah gedung yang digunakan selain gedung Merdeka pada saat Konperensi Asia - Afrika tahun 1955. Peserta makan, sholat dan beristirahat sambil disuguhi hiburan yang pengisinya tak  lain adalah peserta itu sendiri. Swadaya.
[caption id="attachment_382934" align="aligncenter" width="240" caption="Mendengarkan Wejangan dari Ketua Pelaksana dengan Khidmat di Gedung Dwi Warna sebelum melanjutkan lomba"]
Dibagian ketiga inilah (bagian terakhir games), mengapa kita harus tahu apakah nama kelompok kita termasuk Asia atau Afrika. Rute yang akan dilalui antara kelompok Asia dan Afrika berbeda. Seperti gambar rute di atas. Kelompok Afrika menyusuri rute warna orange sedangkan Asia hijau. Di games ketiga peserta harus rally, beradu cepat mencapai pos. Panitia akan mencatat waktu lalu memberikan pertanyaan. Setelah selesai menjawab peserta diberikan satu potongan isi Dasasila Bandung. Peserta diharuskan melengkapi kesepuluh point Dasasila Bandung. Dibagian ini rupanya panitia lupa dengan point yang kesembilan.
[caption id="attachment_382938" align="aligncenter" width="300" caption="Rally sambil mengumpulkan kepingan Dasasila Bandung. Point 9 tidak ada."]
Jawaban dari pertanyaan yang diajukan sebetulnya tidak susah, karena setiap pos yang kita singgahi adalah jawabannya. Seperti menyusun puzzle bangunan yang penampakannya ada di depan mata. Sejarah nama jalan. Bagi kelompok Afrika pertanyaannya seputar jalan Lembong. Letnan Kolonel yang gugur melawan Westerling. Karena games ini akhirnya banyak yang tahu jalan Lembong berasal dari nama orang.
[caption id="attachment_382942" align="aligncenter" width="300" caption="Menyusun Kepingan Puzzle"]
Peserta tidak boleh memotong jalan atau menumpang kendaraan karena jika itu dilakukan bisa saja salah satu pos terlewati. Gak boleh curang, karena BERANI JUJUR HEBAT!
Setelah semua pos disambangi para peserta kembali menuju Jalan Braga tepatnya Gedung Merdeka. Di sana disambut oleh ribuan orang. Bukan menyambut kedatangan kami ternyata. Mereka sedang menikmati acara-acara yang digelar di jalan Braga. Menembus kerumunan dan menaklukan hiruk-pikuk penikmat festival KAA adalah perjuangan tersendiri.Terutama acungan tongsis yang menghadang serta pose-pose yang merasa terganggu dengan kehadiran kami yang datang tiba-tiba. Serbuan merah hadir diantara foto-foto mereka dengan tidak diinginkan. Ma'afkanlah...
Ada rasa takjub dan haru ketika memasuki gedung Merdeka. Area di mana kemarin para pemimpin dunia dan delegasi hadir untuk mengikuti puncak peringatan konferensi Asia-Afrika. Auranya masih terasa. Rasa bangga menyelinap di dada kami. Kami harus meneruskan perjuangan. Semangat Bandung tidak boleh Mati!
Melihat deretan bendera, kemegahan gedung. Rasanya rasa cape langsung hilang sirna.
Saya pribadi yang mengaku delegasi dari Babakan Ciparay  di konferensi Asia-Afrika berkat BHSG dan tergabung di Sao Tome and Principe, merasakan semangat luar biasa. Mengingatkan pada diri sendiri, bertaya apa yang sudah saya perbuat untuk Bandung. Untuk bangsa ini. Atau saya seperti kebanyakan. Cuma mengeluh dan menyalahkan pemerintah saja.
[caption id="attachment_382965" align="aligncenter" width="300" caption="Akhirnya sampai juga langkah kaki kami ke Gedung ini. *edisi Bangga tiada tara"]
Bangga. Adalah kata yang bisa menggambarkan kondisi kami saat itu. Bersama perasaan kegembiraan lain yang tidak bisa kami utarkan lewat kata-kata.
BHSG adalah kegiatan yang luar biasa. Berharap agar tidak hanya digelar pada saat peringatan konferensi Asia-Afrika saja. Semoga pada ulang tahun Bandung, 25 September kembali digelar. Dengan rute yang berbeda. Mengenang perjuangan para pendahulu kita tentunya lebih baik daripada mengenang mantan. Yaa... kan?
Seperti pepatah tak kenal maka tak sayang. Gimana bisa sayang kalau kita tidak kenal. BHSG bisa menjadi jembatan untuk mengenalkan agar  bangsa ini lebih mencintai Negerinya. Sehingga tidak ada lagi orang-orang yang merusak dan membuat rusuh. Seperti kemarin, habis acara peringatan konferensi Asia-Afrika terbitlah DPO di medsos. Semoga tidak terulang.
Di dalam gedung panitia memberikan pembahasan soal dan membagikan hadiah untuk tim dengan kostum paling unik, paling cepat serta perlombaan twitpic. Sambil dihibur oleh lagu-lagu yang membangkitkan semangat patriot. Setelah di beri snack sebagai pengganti energi yang terkuras habis rally, kami diberi sertifikat tanda keikutsertaan dalam kegiatan ini.
[caption id="attachment_382973" align="aligncenter" width="300" caption="Sertifikat"]
Mission is accomplished.
FYI : Babakan Ciparay nama kecamatan di Kota Bandun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H