Mohon tunggu...
Darmawan Indra Jaya
Darmawan Indra Jaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka Menulis

Saya suka menulis dan membahas apapun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Onani, Mengenal Dampaknya Bagi Kesehatan, Sisi Positif dan Negatif serta Cara Mengatasinya

15 Juni 2024   17:36 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:41 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompasiana.com - Onani atau masturbasi adalah aktivitas seksual yang umum dilakukan oleh banyak orang. Meski sering menjadi topik yang tabu, penting untuk memahami dampaknya dari sudut pandang kesehatan. Onani memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dikenali agar kita bisa mengambil keputusan yang bijak tentang aktivitas ini.

Sisi Positif Onani

1. Melepaskan Stres

Onani dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan. Aktivitas ini merangsang pelepasan hormon endorfin yang dikenal sebagai "hormon kebahagiaan," yang dapat meningkatkan suasana hati dan memberikan perasaan relaksasi.

2. Memperbaiki Kualitas Tidur

Banyak orang melaporkan bahwa mereka tidur lebih nyenyak setelah melakukan onani. Hormon yang dilepaskan selama orgasme, seperti oksitosin dan prolaktin, memiliki efek menenangkan yang bisa membantu tidur lebih nyenyak.

3. Menjaga Kesehatan Seksual

Onani dapat membantu seseorang lebih mengenal tubuhnya sendiri dan memahami apa yang memberikan kenikmatan. Hal ini dapat meningkatkan kehidupan seksual dengan pasangan, karena lebih mudah berkomunikasi tentang apa yang disukai dan tidak disukai.

4. Menurunkan Risiko Kanker Prostat

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang ejakulasi secara teratur mungkin memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat. Ejakulasi diyakini membantu membersihkan zat-zat berbahaya dari prostat.

Sisi Negatif Onani

1. Ketergantungan

Onani dapat menjadi masalah jika dilakukan secara berlebihan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan kehidupan sosial. Ketergantungan pada onani dapat menyebabkan isolasi sosial dan masalah emosional.

2. Rasa Bersalah dan Malu

Beberapa orang mungkin merasa bersalah atau malu setelah melakukan onani, terutama jika mereka memiliki keyakinan budaya atau agama yang kuat yang menganggap aktivitas ini salah. Perasaan negatif ini dapat mempengaruhi kesehatan mental.

3. Risiko Cedera

Melakukan onani dengan cara yang kasar atau terlalu sering dapat menyebabkan iritasi kulit atau cedera pada alat kelamin. Penting untuk melakukannya dengan lembut dan memastikan bahwa tidak ada gesekan berlebihan.

4. Menurunkan Sensitivitas Seksual

Onani yang terlalu sering dapat menurunkan sensitivitas alat kelamin, yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencapai kepuasan seksual saat berhubungan dengan pasangan.

Cara Mengatasi Onani

Onani atau masturbasi adalah kegiatan seksual yang umum dilakukan oleh banyak orang. Namun, bagi beberapa individu, onani dapat menjadi masalah jika dilakukan secara berlebihan atau mengganggu kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi kebiasaan onani yang berlebihan:

1. Kenali Pemicu Onani

Coba identifikasi faktor atau situasi yang memicu keinginan untuk melakukan onani. Apakah itu stres, kebosanan, atau akses mudah ke materi pornografi? Mengetahui pemicu-pemicu ini dapat membantu Anda mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya.

2. Cari Alternatif yang Sehat

Temukan kegiatan pengganti yang dapat mengalihkan perhatian Anda dari keinginan untuk melakukan onani. Misalnya, olahraga, seni, membaca, atau melakukan aktivitas yang meningkatkan keterampilan pribadi.

3. Batasi Akses ke Materi Pornografi

Jika pornografi menjadi pemicu utama untuk melakukan onani, pertimbangkan untuk membatasi akses Anda ke materi tersebut. Ini bisa berarti menghapus aplikasi, menyaring konten online, atau menghindari situasi yang memicu keinginan untuk melihat pornografi.

4. Cari Dukungan

Berbicaralah dengan seseorang yang Anda percayai tentang masalah onani Anda. Dukungan dari teman, anggota keluarga, atau profesional kesehatan mental dapat membantu Anda mengatasi masalah ini dengan lebih baik.

5. Ubah Pola Pikir

Cobalah untuk mengubah pola pikir Anda tentang onani. Menganggapnya sebagai sesuatu yang alami dan normal, namun perlu diatur dengan seimbang dalam kehidupan sehari-hari.

6. Temukan Bantuan Profesional

Jika Anda merasa sulit untuk mengatasi kebiasaan onani sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang terapis atau konselor yang memiliki pengalaman dalam menangani masalah seksual.

7. Berikan Diri Anda Waktu

Mengatasi kebiasaan onani yang berlebihan membutuhkan waktu dan kesabaran. Berikan diri Anda waktu untuk beradaptasi dengan perubahan dan jangan terlalu keras pada diri sendiri jika terjadi kembali kebiasaan lama.

8. Tetap Konsisten

Jaga konsistensi dalam upaya Anda untuk mengatasi onani. Teruslah melangkah maju meskipun ada kemungkinan setbacks di sepanjang jalan.

Kesimpulan

Onani adalah aktivitas yang memiliki dampak positif dan negatif bagi kesehatan. Manfaatnya termasuk pengurangan stres, peningkatan kualitas tidur, pemahaman tubuh sendiri, dan penurunan risiko kanker prostat. Namun, onani juga memiliki sisi negatif seperti potensi ketergantungan, perasaan bersalah, risiko cedera, dan penurunan sensitivitas seksual.

Penting untuk melakukan onani secara seimbang dan menyadari kapan aktivitas ini mulai mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika mengalami masalah terkait onani, seperti ketergantungan atau perasaan bersalah yang berlebihan, berkonsultasilah dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan bantuan dan saran yang tepat. Dengan pemahaman yang baik, kita bisa menjaga kesehatan seksual dan mental dengan lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun