Mohon tunggu...
Capung .
Capung . Mohon Tunggu... -

. .. . .. . .. .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamboja

24 Juni 2014   23:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:13 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku mau ngomong, Kamboja.....", lirih jawaban Gilang.

"Iya..... ngomong apa?", Kamboja melembut.

"Aku diterima kerja. Tapi di luar pulau Jawa", agak tegas kini jawaban dari Gilang.

Lamaran kerja yang dikirim Gilang ke puluhan perusahaan, akhirnya ada satu yang memberikan harapan. Gilang menganggur 3 bulan belakangan ini akibat pengurangan bertahap untuk staff ahli, karyawan dan buruh pabrik bubur kertas.

"Selamaaat!!..... Di luar Jawa? di mana, Gi?", agak berbinar mata Kamboja.

"Masohi. Mungkin dua tiga atau lima tahun lamanya di sana, tergantung perusahaan", jawab Gilang penuh keraguan.

Kamboja diam saja. Sendu. Mendung. Suram.

"Tapi empat bulan pertama masih berkantor di pusat, training dulu di Sumitmas", Gilang memegang tangan Kamboja yang masih duduk di atas motor.

Kamboja kembali tersenyum, "Lalu bunga itu untuk apa, Gi?"

"Untukmu, Kamboja..... Sulit sekali mencari bunga yang berkelopak enam", Gilang mengacungkan bunga itu.

Kamboja belum mengerti dan segera turun juga dari motor. Berdiri di hadapan Gilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun