Ada berapa banyak komentator, Pandit, masyarakat sepakbola, dan bahkan pemain serta pelatih sepakbola di Indonesia yang selalu melemparkan pertanyaan tentang nasib dan kemajuan sepakbola Indonesia di kancah internasional?
Dengan total penduduk kurang lebih 200 juta jiwa, kenapa Sangat sulit bagi Timnas Indonesia untuk membuktikan eksistensinya di level internasional?
Apakah naturalisasi pemain, dan pemain keturunan Indonesia, adalah solusi bagi kemajuan Timnas sepakbola Indonesia di kancah internasional?
Pertanyaan terakhir ini hampir selalu menimbulkan diskusi panjang, pro kontra naturalisasi dan penggunaan pemain keturunan Indonesia di luar Negeri adalah selalu menjadi tema hangat dalam diskusi dan debat-debat sepakbola Indonesia.
Saya mungkin tidak akan membahas secara detail untuk menjawab semua pertanyaan di atas, sudah banyak profesional-profesional di dunia sepak bola sudah membahas dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Sebagai penggemar dan penikmat sepakbola yang tak punya kompetensi lebih seperti pengulas sepakbola lainnya, saya hanya akan menggaris bawahi pernyataan pelatih kepala Timnas Indonesia saat ini, Shin Tae-Yong.
Sebenarnya ada banyak pelatih Timnas Indonesia sebelumnya yang mengeluarkan pernyataan bernada "keheranan" tentang kondisi sepakbola Indonesia wabil khusus timnas Indonesia. Tapi saya hanya akan mengulas pernyataan Tae-Yong soal bagaimana kondisi sepakbola Indonesia dan Timnas Indonesia sekarang, karena di era Tae-Yong inilah program naturalisasi pemain juga dimunculkan lagi untuk "mendongkrak" performa Timnas.
(Baca juga: Belajar Sepak Bola Bersama "Ssaem" Shin Tae-Yong)
Di beberapa media, Tae-Yong berulangkali mengeluhkan tentang teknik dasar sepakbola para pemain yang ia panggil untuk seleksi di Timnas, dari passing, dribble keeping, positioning, shooting, body contact, marking, dll. Masih banyak pemain Indonesia yang tidak menguasai teknik dasar tersebut dengan baik.
Artinya, ada pengaruh dari level akademi atau sekolah sepakbola, level kompetisi junior maupun senior, yang menentukan baik atau tidaknya seorang pemain sepakbola dalam menguasai dan memahami teknik-teknik dasar sepakbola. Bagaimana mungkin sebuah Timnas sepakbola akan bisa berbicara banyak di level internasional jika pemain-pemainnya belum mampu menguasai dan memahami teknik-teknik dasar sepakbola?
Tentunya apa yang disampaikan Tae-Yong memang fakta, bisa kita lihat bagaimana kompetisi liga sepakbola Indonesia dari era perserikatan, Galatama, liga Indonesia, liga super, bahkan di era liga profesional yaitu Liga 1 sekarang, masih banyak pemain-pemain yang sering melakukan blunder di lapangan akibat kurang baiknya mereka dalam memahami dan menguasai teknik dasar sepakbola. Lagi-lagi ini adalah PR besar bagi sepakbola Indonesia, dalam hal Ini PSSI, akademi sepakbola, beserta klub-klub peserta kompetisi liga sepakbola Indonesia.
Kita tidak usah bicara soal bagaimana kompetisi liga di Indonesia bergulir, kinerja regulator dan operator, kinerja perangkat pertandingan seperti wasit dan hakim garis, serta kinerja para pengampu kepentingan di PSSI sebagai induk organisasi sepakbola Indonesia. Hal-hal tersebut Sudah terlampau banyak yang mengkritisi dan mengulasnya.