Melihat warna hijau di tabel komposisi pemain, tidak sulit menerka bahwa duel dua tim papan atas pada final wilayah barat kali ini didominasi para pemain muda, yang komposisinya boleh dibilang tidak terlalu jauh dari musim lalu. Untuk Oklahoma City Thunder yang musim lalu juga memimpin klasemen wilayah barat, selepas kandas dari Dallas Mavericks di putaran kedua, mereka menambah amunisi dua pemain berpengalaman, Alex Caruso, playmaker bertipe defensif dari Chicago Bulls dan Isaiah Hartenstein, alumni Houston Rockets, yang justru kian matang jadi defender lincah di New York Knicks musim lalu. Kehadiran Hartenstein, terutama, diproyeksikan menjadi pelindung utama big man jago tembak OKC, Chet Holmgren, yang sering berpatroli di area tiga angka. Disebut diproyeksikan lantaran keduanya praktis belum pernah bermain bersama musim ini lantaran Hartenstein mesti memulihkan cedera dulu di awal musim, sedangkan Holmgren justru cedera di awal musim.
Meski begitu, tanpa big man dominan, OKC justru tetap bisa berada di papan atas, berkat defense para pemain, seperti para starter, yang mayoritas hanya bertinggi 198 cm, plus duo shooter Cason Williams dan Isaiah yang berkesempatan menjadi starter selama jelang kepulihan Harterstein kurang lebih antara game ke-11 hingga 15 OKC musim ini. Konsistensi para shooter OKC dari bangku cadangan membuat OKC menjadi tim papan tengah (dari 30 tim) dalam hal jumlah rataan tembakan tiga angka per pertandingan.
Dengan tubuh yang kekar atau tinggi dan kaki-kaki lincah, OKC tetap bisa memainkan defense ketat dengan memaksa pemain lawan melakukan turnover, sedang dari sisi offense kehadiran Shai Gilgeous Alexander (SGA) dan Jalen Williams yang sering menusuk langsung ke bawah jaring, membuat OKC tidak terlalu kesulitan mencetak angka. Terlebih kehadiran Aaron Wiggins, Alex Caruso, dan rookie Ajay Mitchell tetap menjaga konsistensi produksi poin dari bangku cadangan, apalagi ketika Hartenstein sudah pulih.
Di sisi lain, Houston Rockets jadi tim kejutan musim ini setelah tampil menjanjikan musim lalu setelah kehadiran tiga sosok pemain senior Fred Vanvleet dan Dillon Brooks,dan dari bangku cadangan, uncle Jeff Green, yang mengkarbit, tim muda ini menjadi tim berpengalaman, meski jika dihitung sejak mulai bermainnya Jaylen Green, tim ini baru berusia empat tahun.
Meski komposisi Houston Rockets praktis sama dengan musim lalu, permainan Houston Rockets lebih jelas. Di atas kertas masing-masing pemain bermain dengan kelebihannya masing-masing, yang praktis hanya Jabari Smith dan Vanvleet, yang boleh menembak tiga angka dengan leluasa, meski para pemain bermain melebar, tiap kali permainan dialirkan oleh playmaker, entah itu Vanvleet, Jalen Green, atau bahkan Dillon Brooks, atau justru Alperen Sengun, big man yang kerap menjadi pengumpan atau dinding pemantul di area lemparan bebas.
Channel: Hooper Highlight
Begitu menerima bola dari sisi luar Brooks atau Green yang akurasi tembakan tiga angkanya kurang meyakinkan langsung bergerak masuk ke bawah jaring, untuk membuka ruang gerak, menyelesaikan peluang yang mereka buat sendiri, atau mengumpan pada pemain yang lebih bebas. Semuanya tergantung situasi di lapangan.