Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Seri 2, Keputusan Stratejik: Pentingnya Pengendalian Emosi agar Tercapai Negosiasi yang Efektif

15 November 2022   18:10 Diperbarui: 15 November 2022   18:20 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kita sedang berkeringat sebagai tanda mengalami emosi negatif?, apakah mereka sedang menyilangkan tangan di dada sebagai tanda tidak setuju?, dsb.

Kita harus menganalisis situasi dengan asumsi penyebab-penyebabnya dengan beragam bentuk yang mungkin tidak jelas. Kita harus bertindak dan mengamati dampak atas emosional tersebut. Salah satu tujuannya adalah bagaimana kita dapat mengarahkan atau memunculkan emosi positif pada diri kita atau orang lain, sehingga tercapai kesepakatan sesuai dengan keinginan bersama.

  • MENGARAHKAN EMOSI

Merupakan hal yang sia-sia jika karena memakan waktu dan energi banyak hanya menguruis emosi yang terjadi pada diri kita atau orang lain. Hal yang terbaik adalah bagaimana mengarahkan perhatian atau fokus kita pada apa yang membangkitkan emosi tersebut.

Sebenarnya tujuan utama dalam bernegoisasi ketika dalam rapat adalah mengetahui keinginan diantara kedua belah pihak. Salah satu kelemahan kita adalah tidak pernah mengetahui dan memahami keinginan mereka. Ada lima keinginan yang merangsang atau memicu, entah emosi positif atau negatif dalam suatu negoisasi seperti yang diuraikan pada tabel berikut ini.

Tabel . Keinginan dan Dampak

Keinginan Utama

Keinginan yang diabaikan jika...

Keinginan terpenuhi jika...

Apresiasi

Pikiran, perasaan atau tindakan kita dianggap tidak bernilai

Pikiran, perasaan atau tindakan kita diakui membawa kebaikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun