"Iya, Mas. Mau ngomong apa?", tanyanya penasaran.
"Maafin Mas, ya. Ternyata Mas udah dijodohin sama orang lain", Ridho tak kuasa menatap mata Tia.
"Mas Ridho bohong kan? Pasti Mas mau ngeprank aku, tapi ini sama sekali ngga lucu, Mas", Tia meminta penjelasan.
"Mas ngga bohong, tolong sampaikan permintaan maaf Mas sama bapak dan ibu, ya. Mas sayang sama Tia", jawab Ridho pelan.
Tia sangat terkejut mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Ridho. Air mata mulai membasahi pipinya. Hatinya hancur sehancur-hancurnya, ia menangis sejadi-jadinya.Â
Tia masih belum percaya dengan semua ini. Rasanya seperti mimpi, mimpi yang buruk sekali. Tia tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya diam seribu bahasa.
Ridho mengusap air mata Tia
"Sabar ya, sayang. Mas Ridho berharap Tia kelak mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari Mas. Mas ingin melihat Tia bahagia", bisik Ridho sambil menggenggam tangan Tia.
Beginilah cara Ridho mencintai Tia. Ia rela melepaskan wanita pilihannya demi menyenangkan hati kedua orangtuanya. Memang tidak mudah baginya, tapi ia mencoba untuk ikhlas.Â
Mungkin nasib hanya sekadar mempertemukan Ridho dan Tia, bukan menyatukan. Siapa sangka bahwa nasab akan membuat mereka berpisah. Kini mereka berjalan di alur cerita yang berbeda. Bagaimanapun akhirnya, semoga inilah yang terbaik untuk keduanya.