Mohon tunggu...
Rofatul Atfah
Rofatul Atfah Mohon Tunggu... Guru - Guru Tidak Tetap

Seorang guru biasa dan Ibu dari anak-anaknya yang istimewa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kikan, Jangan Jutek Dong!

15 November 2012   09:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:19 3913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

.................................

Nah, sekarang ceritanya lagi di bulan Ramadhan. Ada kejutan yang diperlihatkan Kikan. Dia tiba-tiba saja jadi gadis alim. Memakai kerudung pula ! Meski sesekali terdengar keluhannya yang merasa kegerahan, Kikan tetap berkeras memakai kerudung itu kalau ke sekolah. Kalau di rumah gak tahu juga, ya ?

Kejutan yang lain dari Kikan adalah kali ini dia antusias banget ngikutin kegiatan pengajian di mushollah sekolah. Kikan sebenarnya sehari-harinya bukan orang yang rajin beribadah. Sholat, suka-sukanya dia. Ngaji cuma bisa Iqro jilid satu. Itupun suaranya kayak penyanyi rock dikejar-kejar waria. Sorry ya, kaum waria. Bukan mau nyinggung. Tapi emang kata beberapa sohib, paling nakutin kalo udah ketemu waria. Apalagi sampe dikejar-kejar !

Hus ! Diam ah ! Komentar mulu ! Mo diterusin lagi, gak ? Begini nih, dari bisik-bisik dengan beberapa temannya, ternyata Kikan sedang naksir berat tuh ama salah-seorang kakak pembina Rohis ! Orangnya memang imut, baik, tidak sombong, pendiam, dan pintar.  Sudah begitu dia alumni sekolahnya dan masih berstatus mahasiswa ! Dia itu mahasiswa salah-satu perguruan tinggi terkenal di Bandung, tahu. Pantas saja tutur katanya nyunda banget.

“Kikan, sudah datang dari tadi, ya ?” tegur sang Kakak imut membuyarkan lamunan Kikan.

“Eh, enggak, eh iya, sudah dari satu abad yang lalu,” Kikan menjawab gelagapan.

Kakak itu tersenyum. Kikan pun tersenyum.  Kakak itu kemudian beralih menuju sebuah tempat yang dibatasi dengan tabir tirai. Yah…..jadinya Kikan tidak bisa melihatnya lagi tuh. Tidak lama musholah pun penuh dengan siswa yang diwajibkan ngaji oleh guru agama. Wah ketahuan tuh rahasianya. Ternyata aktifnya Kikan ke mushollah adalah karena ditugaskan oleh guru agama ! Kalian sih keburu su-uzhon. Alias berburuk sangka. Padahal ini bulan puasa lho !

Sebelum latihan membaca Qur’an berakhir, seperti biasanya diberikan kultum oleh salah-seorang kakak pembina. Kultum itu adalah kuliah tujuh menit. Enggak tujuh menit persis sih. Sering kali malah enampuluh menit ! Asal jangan seribu empatratus empatpuluh menit aja ya ? Hayo, yang gak pinter matematika, berapa jamkah itu ? Sebab……..ama mahluk yang namanya matematika itu, ihik…ihik…ihik……menyedihkan !

Eh, udah. Lihat tuh ! Kali ini Kikan terkejut berbonus bahagia. Sebab yang menjadi pengisi kultum adalah sang idola. Setelah mengucap salam dan sederet ayat serta hadist, sang idola memperkenalkan diri. Duh, mendengar suaranya saja, Kikan hampir semaput. Karena suaranya teramat-amat lembut. Belum lagi melihat wajahnya yang imut, terus ada semut. Eit, salah, maksudnya ada tai lalat semungil semut di dahi kanan atas. Ih, lucu, ya ?

Dah, ah. Sungguh, Kikan baru tahu kalau kakak itu namanya adalah Yusuf. Nama Nabi yang paling ganteng dari sekian para Nabi. Karena tabir tirai tidak seberapa tinggi, sedangkan kak Yusuf memberikan kultum sambil berdiri, maka Kikan pun dapat memuaskan hatinya menikmati kegantengan wajah Yusuf.

Terdengar Yusuf menerangkan tentang surah Al Ahzab ayat 59 dan Al Ahzab ayat 33. Suara Yusuf terdengar mantap dan jelas. Membuat bulu kuduk Kikan berdiri dan hatinya menciut takut. Kikan tidak sanggup lagi mendengar keseluruhan kultum Yusuf. ApaIagi ketika Yusuf mengutip arti kedua surah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun