Alhasil, rival utama Indonesia bukan lagi Bahrain dan Tiongkok semata, tetapi seluruh kontestan Grup C selain Jepang. Shin Tae-yong harus bisa meraup sebanyak mungkin poin kala menghadapi semua lawan, kecuali Samurai Blue.
Karena itulah, menurut saya, STY akan menginstruksikan pasukannya untuk bermain seaman mungkin agar tidak kebobolan dari Arab Saudi. Tentu saja sembari mengintai peluang sekecil apapun untuk mencetak gol melalui skema counter attack.
Bermain dalam tekanan dan tuntutan seperti itu, sulit berharap Jay Idzes, dkk. memberikan hasil positif. Terlebih karena ciri khas STY yang seperti hanya punya satu pendekatan dalam setiap pertandingan.
Jika kemenangan atas Arab Saudi benar-benar gagal diraih, pemecatan semestinya merupakan sebuah keniscayaan bagi Shin Tae-yong. Namun itu di mata saya sudah sangat terlambat sekali, sebab seharusnya PSSI mengambil tindakan tegas usai kekalahan di kandang Tiongkok bulan lalu.
Bukan saja karena tak mampu mencapai target minimal 4 poin dari pertandingan melawan Bahrain dan Tiongkok. Juga demi memutus tren negatif yang sedang menghampiri timnas.
Betul, pelatih baru yang menggantikan mungkin bakal tetap kesulitan mengatasi Jepang. Namun setidaknya ada pendekatan berbeda yang ia berikan, sehingga hasil akhirnya pun bakal berbeda.
Entah skornya tidak sampai 0-4, entah timnas menyuguhkan permainan yang lebih rapi dan enak dilihat. Atau setidak-tidaknya kita dapat pelatih pengganti yang mau meminta maaf saat timnas mendapat hasil di luar ekspektasi.
Talang Datar, 18 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H